Siapakah Yang Dimaksud Dengan Orang Yang Sesat ?
Kita sering kali mendengar perkataan yang menyebutkan bahwa orang ini adalah
sesat, orang itu adalah sesat.
Sebenarnya bagaimana yang dimaksud dengan orang yang sesat?
Berikut kami uraikan sekelumit penjelasannya.
Al Quran surat Al Fatihah (1) ayat: 7.
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ
عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
“(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Tafsir Al Jalalaini di cetak bersama Hasyiyah Ash Shawiy (penerbit Al
Jaramain) juz 1 halaman 17-18.
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ : بالهداية ، ويبدل من الذين بصلته غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وهم
اليهود وَلَا وغير ٱلضَّآلِّين وهم
النصارى ، ونكتة البدل إفادة أن المهتدين ليسوا يهود ولا
نصارى
“(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka” :
dengan petunjuk,dan dibadalkan dari الذين
dengan shilah-nya: “bukan (jalan) mereka yang dimurkai”, mereka itu adalah
orang-orang Yahudi.
“dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”, mereka itu adalah orang-orang
Nasrani,dan hikmah badal itu berfaedah bahwa orang-orang yang terpetunjuk itu
adalah bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang Nasrani.
Definisi “sesat” menurut Asy Syarif ‘Ali bin Muhammad Al Jarjaniy (penerbit
Al Haramain) bab Dlad halaman 134:
الضلالة : هى فقدان ما يوصل إلى المطلوب ، وقيل : هى سلوك طريق لا يوصل
إلى المطلوب
“Sesat itu adalah hilangnya sarana yang menyampaikan kepada tujuan.”
Dan pendapat lain:
“Sesat itu adalah berjalan pada jalan yang tidak bisa sampai kepada
tujuan.”
Al-Quran menjelaskan orang-orang yang sesat, yaitu:
1. Orang-orang yang menyekutukan Allah (QS An-Nisa’ [4]: 116).
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ
بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”
2. Orang kafir (QS An-Nisa’ [4]: 136).
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ
وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن يَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ
فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
3. Orang murtad alias menjadi kafir setelah beriman (QS Ali Imran [3]: 90).
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡدَ إِيمَٰنِهِمۡ ثُمَّ ٱزۡدَادُواْ كُفۡرٗا
لَّن تُقۡبَلَ
تَوۡبَتُهُمۡ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلضَّآلُّونَ
“Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah
kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah
orang-orang yang sesat.”
4. Orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak
mengetahui, dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah berikan kepada mereka
semata-mata demi mendustakan Allah (QS Al-An’am [6]:140).
قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِينَ قَتَلُوٓاْ أَوۡلَٰدَهُمۡ سَفَهَۢا بِغَيۡرِ عِلۡمٖ وَحَرَّمُواْ مَا رَزَقَهُمُ ٱللَّهُ
ٱفۡتِرَآءً عَلَى ٱللَّهِۚ قَدۡ ضَلُّواْ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ
“Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena
kebodohan lagi tidak mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah
rezeki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah.
Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.”
5. Berputus asa dari rahmat Tuhannya (QS Al-Hijr [15]: 56).
قَالَ وَمَن يَقۡنَطُ مِن رَّحۡمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا ٱلضَّآلُّونَ
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat
Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”.
6. Orang yang telah dikuasai oleh kejahatannya (QS Al-Mu’minun [23]:106).
قَالُواْ رَبَّنَا غَلَبَتۡ عَلَيۡنَا شِقۡوَتُنَا وَكُنَّا قَوۡمٗا
ضَآلِّينَ
“Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan
kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.”
7. Mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, yaitu memilih yang lain dalam suatu
perkara, padahal Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu keputusan dalam
perkara tersebut (QS Al-Ahzab [33]: 36).
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ
مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata.”
8. Orang kafir, yaitu orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada
kehidupan akhirat serta menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan
menginginkan agar jalan Allah itu bengkok (QS Ibrahim [14]: 3).
ٱلَّذِينَ يَسۡتَحِبُّونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا عَلَى ٱلۡأٓخِرَةِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَيَبۡغُونَهَا
عِوَجًاۚ أُوْلَٰٓئِكَ فِي ضَلَٰلِۢ
بَعِيدٖ
“(Yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada
kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan
menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan
yang jauh.”
9. Termasuk bagian dari kesesatan (adh-dhalâlah) adalah perilaku berhukum
kepada thaghut (QS An-Nisa’ [4]: 60).
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يَزۡعُمُونَ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ
يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوٓاْ إِلَى ٱلطَّٰغُوتِ وَقَدۡ أُمِرُوٓاْ أَن يَكۡفُرُواْ بِهِۦۖ وَيُرِيدُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَن يُضِلَّهُمۡ ضَلَٰلَۢا
بَعِيدٗا
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah
diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka
(dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.”
10. Mengambil musuh Allah dan musuh kaum Muslim sebagai wali, karena rasa
kasih sayang (QS Mumtahanah [60]: 1).
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمۡ أَوۡلِيَآءَ تُلۡقُونَ إِلَيۡهِم
بِٱلۡمَوَدَّةِ وَقَدۡ كَفَرُواْ بِمَا
جَآءَكُم مِّنَ ٱلۡحَقِّ يُخۡرِجُونَ ٱلرَّسُولَ
وَإِيَّاكُمۡ أَن تُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ
رَبِّكُمۡ إِن كُنتُمۡ خَرَجۡتُمۡ جِهَٰدٗا فِي سَبِيلِي وَٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِيۚ
تُسِرُّونَ إِلَيۡهِم بِٱلۡمَوَدَّةِ وَأَنَا۠ أَعۡلَمُ بِمَآ أَخۡفَيۡتُمۡ وَمَآ
أَعۡلَنتُمۡۚ وَمَن يَفۡعَلۡهُ مِنكُمۡ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan
musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka
(berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka
telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan
(mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu
benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku
(janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia
(berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih
mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan
barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah
tersesat dari jalan yang lurus.”
Definisi sesat secara jelas disabdakan Rasulullah SAW sebagai berikut :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ
بِـهِمَا كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ رواه مالك
“Telah kutinggalkan dua perkara. Kalian TIDAK AKAN SESAT selama
berpedoman pada dua perkara ini. Dua perkara tersebut adalah Kitabillah
(Al-Quran) dan Sunnah Nabi-Nya (Al-Hadis).”
Dalam Riwayat Hadits Nasai, Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang mengerjakan
bid‘ah juga dikatakan “sesat” (dhalalah) :
وَشَرُّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ رواه النّسائى
“Sejelek-jeleknya perkara adalah perkara yang baru (dalam agama). Setiap
perkara baru adalah bid‘ah. Setiap bid‘ah adalah SESAT dan setiap kesesatan ada
di dalam neraka”. (HR. Nasai).
Sesat, yaitu apabila memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam) yakni beriman kepada
Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, Hari Akhirat, Qadha dan
Qadar; serta Rukun Islam yang 5 (lima), yakni: mengucapkan dua kalimah
syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan,
menunaikan ibadah haji.
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syariah
(Al-Quran dan as-Sunah).
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran.
5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah
tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad saw sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah
ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardhu tidak 5
waktu.
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan
Muslim hanya karena bukan kelompoknya.Penilaian sesat itu serupa dengan
penilaian kafir. Abu Hurairah dan Ibn Umar menuturkan bahwa Rasulullah saw
bersabda:
أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لأَخِيهِ يَا كَافِرُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا
أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ
“Siapa saja yang berkata kepada saudaranya (yang Muslim), “Hai kafir,”
maka sungguh tuduhan itu berlaku kepada salah seorang dari keduanya, jika
memang tuduhan itu benar; jika tidak, tuduhan itu kembali ke pihak penuduh”.(HR.
Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik