Sering kita mendengar tentang perkataan iman. Sebenarnya apakah yang
dimaksud dengan iman itu?
Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Didalam kitab at-Ta’rifat, karangan asy-Syarif ’Ali bin
Muhammad al-Jarjani, Bab al-Alif, halaman 39 (penerbit al-Haramain), sebagai
berikut:
الإيمان: في اللغة: التصديق بالقلب ، وفي الشرع: هو الإعتقاد بالقلب والإقرار
باللسان. وقيل: من شهد وعمل
ولم يعتقد فهو منافق ، ومن شهد ولم يعمل واعتقد فهو فاسق
، و من أخل بالشهادة فهو كافر
IMAN :
Menurut bahasa: Membenarkan dengan hati.
Menurut syara’: Ber-i’tiqad dengan hati dan mengakui dengan
ucapan.
Dan ada yang berpendapat:
Barangsiapa yang bersaksi dan beramal padahal tidak ber-i’tiqad, maka orang
itu adalah munafik.
Barangsiapa yang bersaksi dan tidak beramal padahal ber-i’tiqad, maka orang
itu adalah fasiq.
Dan barangsiapa yang merusak syahadat, maka orang itu adalah kafir.
PEMBAGIAN IMAN :
الإيمان على خمسة أوجه: إيمان مطبوع ، وإيمان مقبول ، وإيمان معصوم ، وإيمان
موقوف ،
وإيمان مردود. فالإيمان المطبوع هو إيمان الملائكة ، والإيمان المعصوم هو إيمان الأنبياء ، والإيمان المقبول هو
إيمان المؤمنين ، والإيمان الموقوف هو إيمان المبتدعين ، والإيمان المردود هو إيمان المنافقين
Iman terdiri atas lima macam:
1. Iman mathbu’ (telah menjadi tabiatnya).
2. Iman maqbul (yang diterima).
3. Iman ma’shum (yang terpelihara dari dosa).
4. Iman mauquf (yang diragukan).
5. Iman mardud (yang ditolak).
Maka iman mathbu’ itu adalah iman para malaikat.
Iman ma’shum itu adalah iman para nabi.
Iman maqbul itu adalah iman para mukmin.
Iman mauquf itu adalah iman para mubtadi’ (ahli bid’ah).
Dan iman mardud itu adalah iman para munafik.
2. Didalam kitab Kifayah al-’Awam Fi ’ilm al-Kalam, karangan
Syaikh Muhammad al-Fudhali - dicetak bersama - Tahqiq al-Maqam ’ala Kifayah
al-’Awam, karangan Syaikh Ibrahim al-Baijuriy, halaman 82 (penerbit
al-Haramain), sebagai berikut:
الإيمان لغة مطلق التصديق ومنه قوله تعالى حكاية عن أولاد يعقوب وما أنت بمؤمن لنا وشرعا التصديق بجميع ما جاء به النبى صلى
الله عليه وسلم
IMAN :
Menurut bahasa: Semata-mata membenarkan.
Dan di antara makna iman yang seperti ini adalah firman Allah Ta’ala sebagai
hikayat perihal anak-anak Ya’qub: “Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya
kepada kami.”
Menurut syara’: Membenarkan terhadap semua apa yang telah dibawa oleh Nabi
SAW.
واختلف فى معنى التصديق بذلك فقال بعضهم هو المعرفة فكل من عرف ما جاء به
النبي صلى
الله عليه وسلم فهو مؤمن ويرد على هذا التفسير أن الكافر عارف وليس بمؤمن
Dan diperselisihkan pada makna “membenarkan dengan yang demikian itu”, maka
sebagian mereka berkata: “Dia adalah ma’rifat atau mengetahui. Maka setiap
orang yang mengetahui apa-apa yang telah dibawa oleh Nabi SAW maka dia adalah
mukmin.”
Dan tafsiran ini dibantah bahwa orang kafir-pun mengetahui sedangkan dia
bukanlah mukmin.
وهذا التفسير ايضا لا يناسب قول الجمهور إن المقلد مؤمن مع أنه ليس
بعارف
Dan tafsiran ini juga tidak sesuai dengan perkataan jumhur: “Sesungguhnya
muqallid itu mukmin sedangkan dia bukanlah orang yang mengetahui.”
فالتحقيق تفسير التصديق بأنه حديث النفس التابع للجزم سواء كان يجزم عن
دليل ويسمى معرفة أو عن التقليد
Maka yang benar adalah: Menafsirkan tashdiq (membenarkan) itu dengan bahwa
dia adalah bisikan jiwa yang mengikuti pada perasaan mantap, baik dia mantap
berdasarkan dalil dan dialah yang dinamakan dengan ma’rifat, atau (dia mantap)
berdasarkan taqlid.
فيخرج الكافر لأنه لم يكن عنده حديث النفس لأن معنى حديث النفس أن تقول رضيت
بما جاء
به النبى صلى الله عليه وسلم ونفس الكافر لا تقول ذلك ودخل المقلد فإنه عنده حديث نفس تابع للجزم وإن لم يكن
جزمه عن دليل
Maka tidaklah masuk orang kafir karena dia tidak mempunyai bisikan jiwa,
karena makna bisikan jiwa adalah bahwa jiwa itu berkata: “Aku rela dengan apa
yang telah dibawa oleh Nabi SAW.” Dan jiwanya orang kafir tidak mengucapkan
yang demikian itu. Dan masuklah orang yang taqlid karena dia mempunyai bisikan
jiwa yang mengikuti pada perasaan mantap meskipun kemantapannya itu tidak
berdasarkan dalil.
KUTIPAN DARI IBNU AL-QAYYIM MENGENAI IMAN.
Di dalam kitab Tahqiq al-Maqam ’ala Kifayah al-’Awam, karangan Syaikh
Ibrahim al-Baijuriy, halaman 82 (penerbit al-Haramain), sebagai berikut:
نقل عن ابن القيم أن الإيمان من حيث الزيادة والنقص ثلاثة أقسام إيمان يزيد ولا ينقص وهو إيمان الأنبياء وإيمان لا
يزيد ولا ينقص وهو إيمان الملائكة وإيمان يزيد وينقص وهو إيمان المؤمنين وبقى قسم رابع وهو إيمان ينقص
ولا يزيد
وجعله عقليا فقط ومثل له بعضهم بإيمان الفساق
Telah dikutip dari Ibnu al-Qayyim bahwa ditinjau dari segi bertambah dan
berkurangnya, iman itu ada tiga bagian:
1. Iman yang selalu bertambah dan tidak berkurang, dan dia
adalah imannya para Nabi.
2. Iman yang tidak bertambah dan tidak berkurang, dan dia adalah
imannya para malaikat.
3. Iman yang selalu bertambah dan berkurang, dan dia adalah
imannya orang-orang mukmin.
Dan tinggal bagian yang keempat, yaitu iman yang selalu berkurang dan tidak
bertambah dan dia menuruti akal saja.
Dan sebagian ulama ada yang memberikan contoh untuk bagian ini dengan
imannya orang-orang fasiq.
3. Didalam kitab Tanqih al-Qaul karangan Syaikh Muhammad bin
’Umar an-Nawawi al-Bantani - Syarah Matan Lubab al-Hadits karangan Jalaluddin
’Abdurrahman ibn Abi Bakar as-Suyuthiy, halaman 12 (penerbit al-Haramain),
sebagai berikut:
الإيمان هو فى اللغة تصديق القلب المتضمن للعلم بالمصدق به وهو فى الشريعة التصديق
وهو العلم
بالله وصفاته مع جميع الطاعات الواجبات منها والنوافل واجتناب الزلات والمعاصى
IMAN:
Menurut bahasa: Pembenaran hati disertai pengetahuan terhadap Tuhan yang
dipercayai.
Menurut syariat: Pembenaran, yaitu pengetahuan tentang Allah dan
sifat-sifat-Nya, di samping melakukan semua ketaatan yang wajib dan sunnah
serta menjauhi semua kesalahan dan maksiat.
ويجوز أن يقال الإيمان هو الدين والشريعة والملة لأن الدين هو ما يدان به من الطاعات مع اجتناب المحظورات والمحرمات
وذلك هو صفة الإيمان
Boleh dikatakan bahwa iman adalah agama dan syariat, karena agama adalah
pelaksanaan semua ketaatan dan menjauhi semua larangan. Itu adalah sifat iman.
وأما الإسلام فهو من جملة الإيمان وكل
إيمان إسلام وليس كل إسلام إيمانا لأن الإسلام هو بمعنى
الاستسلام والانقياد فكل مؤمن مستسلم منقاد لله تعالى وليس كل مسلم مؤمنا بالله
لأنه قد
يسلم مخافة السيف فالإيمان اسم يتناول مسميات كثيرة أقوالا وأفعاله فيعم جميع الطاعات والإسلام عبارة عن
الشهادتين مع طمأنينة القلب والعبادات
الخمس كذا قاله سيدى الشيخ عبد القادر الجيلانى
Adapun Islam, maka ia termasuk iman. Setiap iman adalah Islam dan bukanlah
setiap Islam adalah iman.Karena Islam berarti penyerahan diri dan tunduk.Maka
setiap orang mukmin menyerahkan diri dan tunduk kepada Allah SWT dan tidaklah
setiap muslim beriman kepada Allah, karena boleh jadi ia masuk Islam karena
takut pedang.Maka iman itu mencakup banyak perkataan dan perbuatan sehingga
meliputi semua ketaatan.Sedangkan Islam adalah ibarat pengucapan dua kalimat
syahadat disertai ketenangan hati dan pelaksanaan ibadat yang lima.
Demikianlah yang dikatakan oleh Sayyidi asy-Syaikh ’Abd al-Qadir
al-Jailaniy.
HADITS TENTANG KEUTAMAAN IMAN.
قال النبي صلى الله عليه وسلم الإيمان معرفة بالقلب وقول باللسان وعمل
بالأركان
1.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu mengetahui dengan hati, mengucapkan
dengan lisan dan menjalankan dengan anggota badan”. (HR: Ibnu Majah dan
Thabarani dari Ali dan termasuk hadits dhaif).
وقال صلى الله عليه وسلم الإيمان عريان ولباسه التقوى وزينته الحياء
وثمرته العلم
2.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu telanjang dan pakaiannya adalah
takwa, perhiasannya adalah rasa malu dan buahnya adalah ilmu”.
وقال صلى الله عليه وسلم لا إيمان لمن لا أمانة له
3.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tidak ada iman bagi orang yang tidak
memiliki amanat sama sekali”. (HR: Ahmad dan Ibnu Hibban dari Anas ra).
وقال صلى الله عليه وسلم لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
4.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Salah satu dari kalian tidaklah beriman
sehingga mencintai untuk saudara kalian apa yang kalian cintai untuk diri
kalian sendiri”. (HR: Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah
dari Anas ra).
وقال صلى الله عليه وسلم الإيمان في صدر المؤمن ولا يتم الإيمان إلا بتمام الفرائض والسنن
ولا يفسد
الإيمان إلا بجحود الفرائض والسنن فمن نقص فريضة بغير جحود عوقب عليها ومن أتم الفرائض وجبت له الجنة
5. Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Iman itu dalam dada orang mu`min. Iman
takkan sempurna terkecuali dengan sempurnanya fardlu-fardlu dan sunat-sunat.
Iman takkan rusak terkecuali dengan mengingkari fardlu-fardlu dan sunat-sunat.
Barang siapa mengurangi satu fardlu tanpa inkar maka dia disiksa karena hal
tersebut. Barang siapa menyempurnakan fardlu-fardlu maka wajib banginya surga”.
وقال صلى الله عليه وسلم الإيمان لا يزيد ولا ينقص ولكن له حد أى تعريف بذكر أفراد فروع الإيمان فإن نقص ففى حده
وأصله شهادة أن لا إله إلا الله وحده
لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله وإقام الصلاة وإيتاء
الزكاة وصوم رمضان والحج وغسل الجنابة فمن زاد فى حده زادت حسناته ومن نقص فيه ففيه
6.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu tidak bertambah dan tidak
berkurang, akan tetapi iman ada batasnya, maksudnya diketahui dengan
menyebutkan cabang – cabangnya iman. Jika iman berkurang, maka ia pada
batasnya. Pokoknya iman adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah semata
dan tiada sekutu bagi-NYA, Nabi Muhammad itu hamba dan utusan-NYA, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa ramadhan, naik haji, dan mandi janabah. Barang
siapa tambah dalam batasannya, maka bertambahlah kebaikan-kebaikannya. Barang
siapa berkurang imannya maka hanya berkurang batasannya”.
وقال صلى الله عليه وسلم الإيمان نصفان فنصف فى الصبر ونصف فى الشكر
7.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu ada dua bagian, satu bagian dalam
sabar dan satu bagian dalam sykur”. (HR: Baihaqi dari Anas ra).
وقال صلى الله عليه وسلم الإيمان قيد الفتك لا يفتك مؤمن
8.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu tali pembunuhan, seorang mukmin
tidaklah boleh melakukan pembunuhan”. (HR: Bukhari, Abu Dawud, Hakim dari Abu
Hurairah ra. Dan Ahmad dari Zubair dan Muawiyah ra).
وقال صلى الله عليه وسلم خلق الله الإيمان وحفه ومدحه بالسماحة والحياء
وخلق الله الكفر وذمه بالبخل والجفاء
9.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Allah menciptakan iman dan menghiasinya dan
memujinya dengan murah hati dan rasa malu dan Allah menciptakan kufur dan
mencelanya denga bakhil dan durhaka”.
وقال صلى الله عليه وسلم إذا دخل أهل الجنة الجنة وأهل النار النار أمر الله تعالى بأن يخرج من النار من كان فى قلبه
مثقال ذرة من الإيمان
10.Nabi Muhammad SAW bersabda : “Ketika penghuni surga telah masuk ke surga
dan penghuni neraka telah masuk keneraka, Allah SWT memerintahkan agar
mengeluarkan dari neraka akan orang – orang yang dalam hatinya ada iman
walaupun hanya sebesar atom”.
Rujukan:
1. Kitab at-Ta’rifat, karangan asy-Syarif ’Ali bin Muhammad
al-Jarjani, Bab al-Alif, halaman 39 (penerbit al-Haramain).
2. Kitab Kifayah al-’Awam Fi ’ilm al-Kalam, karangan Syaikh
Muhammad al-Fudhali - dicetak bersama - Tahqiq al-Maqam ’ala Kifayah al-’Awam,
karangan Syaikh Ibrahim al-Baijuriy, halaman 82 (penerbit al-Haramain).
3. Kitab Tanqih al-Qaul karangan Syaikh Muhammad bin ’Umar
an-Nawawi al-Bantani - Syarah Matan Lubab al-Hadits karangan Jalaluddin
’Abdurrahman ibn Abi Bakar as-Suyuthiy, halaman 12 - 14 (penerbit al-Haramain).
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik