ILMU TAFSIR AL-QUR'AN.
Jika kita ingin memperoleh ilmu, maka pikirkanlah dan
renungkanlah makna-makna Al-Qur'an, karena didalamnya mengandung ilmu
orang-orang dahulu dan sekarang.Tetapi untuk memahaminya mesti menunaikan
syarat-syarat dan adab-adabnya terlebih dahulu.Jangan seperti pada zaman kita
sekarang ini, baru mengetahui beberapa lafazh bahasa Arab, bahkan sekedar
melihat terjemahan Al-Qur'an saja telah berani menyimpulkannya.
Dalam menafsirkan Al-Qur'an diperlukan keahlian dalam
lima belas bidang ilmu.
Saya akan meringkas kelima belas ilmu tersebut
semata-mata agar diketahui bahwa tidak mudah bagi setiap orang untuk dapat
memahami makna batin Al-Qur'an.
1. Ilmu Lughat.
Yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap huruf
Al-Qur'an.
Dengan sedikit ilmu saja tidaklah cukup, karena
kadang-kadang satu kata mengandung banyak arti.
Mengetahui satu atau dua arti saja tidaklah mencukupi,
sehingga dapat saja terjadi bahwa arti suatu kata yang sesungguhnya bukanlah
sebagaimana yang tertulis.
2. Ilmu Nahwu.
Mengetahui ilmu Nahwu sangatlah penting, karena i’rab-nya
berubah sedikit saja akan mengubah arti kata tersebut.Oleh karena itu sangat
penting mengetahui ilmu Nahwu beserta i’rab-nya.
3. Ilmu Sharaf.
Mengetahui ilmu Sharaf sangat penting, karena berubah
sedikit saja BINA atau SIGHAH suatu kata akan mengubah maknanya.Misalnya ada
seseorang yang menerjemahkan ayat Al-Qur'an yang berbunyi:
يَوْمَ نَدْعُواْ كُلَّ أُنَاسِۢ بِإِمَٰمِهِمْ ۖ
Artinya :
“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil
tiap manusia dengan pemimpinnya.” (Al-Isra' [17] : 71)
Karena ketidaktahuannya dalam ilmu Sharaf, ia telah
mengartikan ayat tadi sebagai berikut:
“Pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-ibu
mereka.”
Ia mengira bahwa kata IMAM (pemimpin)
sebagai bentuk mufrad adalah jama’ dari kata UMM (ibu).
Jika ia memahami ilmu Sharaf, tidak mungkin ia
mengartikan kata IMAMU sebagai ibu-ibu.
4. Ilmu Isytiqaq.
Mengetahui ilmu Isytiqaq sangat penting,dengan ilmu
tersebut dapat diketahui asal-usul suatu kata.
Ada beberapa kata yang berasal dari dua kata yang berbeda
sehingga berbeda makna.
Misalnya kata MASIH berasal dari kata MASAH
yang artinya: “menyentuh” atau “menggerakkan tangan yang basah ke
atas”, atau juga berasal dari kata MASAHAT yang berarti “ukuran”.
5. Ilmu Ma’ani.
Yaitu ilmu tentang tarkiib (susunan kata) dari sisi makna
bahasa. Ilmu ini juga sangat penting untuk diketahui.
6. Ilmu Bayan.
Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan
yang tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.
7. Ilmu Badi’.
Yaitu ilmu yang mempelajari keindahan bahasa.
8. Ilmu Qiraat.
Ilmu ini juga sangat penting untuk dipelajari karena perbedaan
bacaan dapat mengubah makna ayat.Kadang-kadang, suatu kata dapat digunakan
untuk menjelaskan kata lainnya.
9. Ilmu Aqa’id.
Ilmu ini sangat penting untuk dipelajari, ilmu ini
mempelajari dasar-dasar keimanan.Kadangkala ada satu ayat yang mutlak harus
zhahir pada Allah SWT.
Untuk memahaminya, kita perlu men-takwil-kan ayat itu,
misalnya:
يَدُ ٱللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ
Artinya :
“Tangan Allah di atas tangan mereka.” (Al-Fath
[48] : 10)
10. Ilmu Ushul Fiqih.
Sangat penting mempelajari ilmu Ushul Fiqih, karena
dengan ilmu ini dapat diambil dalil serta kesimpulan suatu ayat.
11. Ilmu Asbabun Nuzul.
Yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat
Al-Qur'an,dengan mengetahui sebab-sebab turunnya suatu ayat, maka arti dan
maksud ayat tersebut akan menjadi lebih jelas, dan maksud yang sesungguhnya
dari ayat tersebut juga dapat diketahui.
12. Ilmu Nasikh Mansukh.
Ilmu ini mempelajari suatu hukum yang sudah dihapus
dan hukum yang masih tetap berlaku.
13. Ilmu Fiqih.
Sangat penting mempelajari ilmu ini, karena dengan ilmu
ini dapat diketahui pembagian hukum dalam agama.
14. Ilmu Hadits.
Yaitu ilmu untuk mengetahui hadits-hadits yang
berhubungan dengan ayat-ayat Al-Qur'an.
15. Ilmu Wahabi.
Yaitu ilmu khusus yang diberikan Allah kepada hamba-Nya
yang khusus.
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
من عمل بما علم ورثه الله علم ما لم يعلم
Artinya
“Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah
akan memberinya ilmu yang tidak ia ketahui.”
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik