Matan
Arba’in An-Nawawiyyah
Karangan :
Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria
Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi.
الإمام
العلامة أبو زكريا محيي الدين بن شرف النووي الدمشقي
Atau lebih dikenal sebagai Imam
Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi'i. Ia lahir di desa
Nawa, dekat kota Damaskus, pada tahun 631 H dan wafat pada 24 Rajab 676 H.
MUQADDIMAH
بسم الله
الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah yang maha
pengasih lagi yang maha penyayang.
الحمدلله
رب العالمين قيوم السماوات والأرضين مدبر الخلائق أجمعين
، باعث الرسل صلواته وسلامه عليهم إلى المكلفين لهدايتهم وبيان شرائع الدين بالدلائل القطعية وواضحات البراهين ، أحمده على
جميع نعمه وأسأله المزيد من فضله وكرمه
Bermula segala jenis puji itu
mustahaq bagi Allah Tuhan pemelihara seluruh alam, yang menciptakan langit dan
bumi, yang mengatur segala makhluk, yang mengutus rasul-rasul - bermula
rahmat-Nya dan sejahtera-Nya itu atas mereka - kepada segala mukallaf untuk
memberi petunjuk mereka, dan menjelaskan syariat agama dengan dalil-dalil yang
pasti dan keterangan yang jelas.Aku memuji akan-Nya atas segala nikmat-Nya, dan
aku memohon akan tambahan dari karunia-Nya dan kemuliaan-Nya.
وأشهد أن لا إله إلا الله الواحد
القهار الكريم الغفار
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah yang tunggal, yang maha mengalahkan, yang maha mulia, yang
maha pengampun.
وأشهد
أن سيدنا محمدا عبده ورسوله وحبيبه وخليله أفضل المخلوقين
المكرم بالقرآن العزيز المعجزة المستمرة على تعاقب السنين وبالسنن المستنيرة
للمسترشدين المخصوص بجوامع الكلم وسماحة الدين
Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya
tuan kami Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya dan kekasih-Nya dan teman-Nya,
seutama-utama makhluk yang dimuliakan dengan al-Qur'an yang mulia, yang
bermukjizat terus menerus atas berturut-turut tahun, dan dengan sunnah yang
menerangi bagi orang yang terpetunjuk, yang khusus dengan segala ucapan dan
yang memudahkan agama.
صلوات الله وسلامه عليه وعلى سائر
النبيين والمرسلين وآل كل وسائر الصالحين
Bermula rahmat Allah dan
sejahtera-Nya itu atas semua nabi dan rasul dan keluarga semuanya (nabi dan
rasul) dan semua orang-orang yang saleh.
أما
بعد فقد روينا عن علي بن أبي طالب وعبدالله بن مسعود
ومعاذ بن جبل وأبى الدرداء وابن عمر وابن عباس وأنس ابن مالك وأبى هريرة وأبى سعيد الخدري
رضي الله
عنهم من طرق كثيرات بروايات متنوعات أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : من حفظ على أمتى أربعين حديثا من
أمر دينها بعثه الله يوم القيامة فى زمرة الفقهاء والعلماء
Adapun kemudian daripada itu, maka
sungguh kami menyusun kitab ini bersandarkan pada sebuah hadits yang bersumber
dari riwayat ’Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Abu
Ad-Darda, Ibnu ’Umar, Ibnu ’Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah dan Abu Sa’id
Al-Khudriy Radliyallahu ’anhum dari jalur yang banyak dengan riwayat yang
bermacam-macam, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Barangsiapa dari ummatku
hafal empat puluh hadits tentang agamanya, niscaya ia dibangkitkan oleh Allah
pada hari kiamat dalam kelompok para fuqaha dan para ulama”.
وفى رواية بعثه الله فقيها عالما
Dan di dalam sebuah riwayat, “Dibangkitkan
akannya oleh Allah akan sebagai seorang faqih yang ’alim.”
وفى رواية أبى الدرداء وكنت له يوم
القيامة شافعا وشهيدا
Dan dalam riwayat Abu ad-Darda, “Dan
pada hari kiamat nanti aku akan menjadi pembela dan saksi untuknya.”
وفى رواية ابن مسعود قيل له ادخل من
أى أبواب الجنة شئت
Dan dalam riwayat Ibnu Mas’ud, “Dikatakan
kepadanya, Masuklah dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki.”
وفى رواية ابن عمر كتب فى زمرة
العلماء وحشر فى زمرة الشهداء
Dan dalam riwayat Ibnu ’Umar, “Ia
tercatat dalam golongan para ulama dan dikumpulkan dalam golongan syuhada.”
واتفق الحفاظ على أنه حديث ضعيف وإن
كثرت طرقه
Dan sepakat para ulama penghafal
hadits, bahwa sesungguhnya hadits ini lemah sekalipun banyak jalurnya.
وقد صنف العلماء رضي الله عنهم فى
هذا الباب ما لا يحصى من المصنفات
Dan sungguh telah disusun oleh para
ulama Radliyallahu ’anhum dalam masalah ini (empat puluh hadits Nabi)
sampai-sampai karangan ini tidak terhitung lagi jumlahnya.
فأول من علمته صنف فيه عبد الله ابن المبارك ثم محمد بن أسلم الطوسى
العالم الربانى ثم الحسن بن سفيان النسائى وأبو بكر الأجرى وأبو بكر محمد بن ابراهيم الأصفهانى والدار
قطنى والحاكم
وأبو نعيم وأبو عبد الرحمن السلمى وأبو سعيد المالينى وأبو عثمان الصابونى وعبدالله بن محمد الأنصارى وأبو
بكر البيهقى وخلائق لا يحصون من المتقدمين والمتأخرين
Sedangkan yang pertama sekali saya
ketahui ulama yang membukukan empat puluh hadits Nabi adalah Abdullah bin
al-Mubarak, lalu Muhammad Ibnu Aslam ath-Thusiy al-’Alim ar-Rabbaniy, lalu
al-Hasan bin Sufyan an-Nasaiy, dan Abu Bakar al-Ajuriy, dan Abu Bakar Muhammad
bin Ibrahim al-Ashfahaniy, dan ad-Daraquthniy, dan al-Hakim, dan Abu Nu’aim,
dan Abu ’Abdurrahman as-Sulamiy, dan Abu Sa’id al-Maliniy, dan Abu ’Utsman
ash-Shabuniy, dan ’Abdullah bin Muhammad al-Anshariy, dan Abu Bakar
al-Baihaqiy, dan masih banyak lagi yang tidak terhitung jumlahnya dari generasi
mutaqaddimin dan mutaakhirin.
وقد استخرت الله تعالى فى جميع
أربعين حديثا اقتداء بهؤلاء الأئمة الأعلام وحفاظ الإسلام
Dan sungguh telah aku istikharah
kepada Allah dalam menghimpun empat puluh hadits karena mengikuti dengan semua
imam yang lebih mengetahui dan para penhafal Islam.
وقد اتفق العلماء على جواز العمل بالحديث الضعيف فى فضائل الأعمال ومع هذا
فليس اعتمادى على هذا الحديث بل على قوله صلى الله عليه وسلم فى الأحاديث الصحيحة : ليبلغ الشاهد منكم الغائب ، وقوله صلى الله عليه وسلم : نضر
الله امرءا سمع مقالتى فوعاها فأداها كما سمعها
Dan sungguh telah sepakat ulama
atas boleh beramal dengan hadits yang lemah dalam fadlail a’mal (keutamaan amal
perbuatan). Dan beserta ini maka aku tidak berpegang atas hadits ini, tetapi
atas sabda Rasulullah saw dalam hadits yang sahih: “Hendaklah yang hadir dari
kalian, menyampaikan kepada yang tidak hadir.”
Dan sabda Rasulullah saw: “Allah
memperbagus wajah seseorang yang mendengar perkataan aku, memahaminya, lalu
mengamalkan seperti apa yang telah ia dengarkan.”
ثم من العلماء: من جمع الأربعين فى أصول الدين وبعضهم فى
الفروع وبعضهم فى الجهاد وبعضهم فى الزهد وبعضهم فى الاداب وبعضهم فى الخطب وكلها مقاصد صالحة رضي الله عن قاصديها
Dalam membukukan empat puluh hadits
Nabi ini, di antara ulama ada yang memfokuskan pada hadits - hadits yang
berkenaan dengan masalah ushuluddin (aqidah dan masalah yang prinsip dalam
agama), dan ada yang berkaitan dengan furu’ (cabang).
Ada pula yang menyusunnya berkenaan
dengan jihad, zuhud, adab, dan khutbah - khutbah.
Semuanya didasari tujuan baik.
Semoga Allah meridlai tujuan
mereka.
وقد
رأيت جمع أربعين أهم من هذا كله وهى أربعون حديثا مشتملة
على جميع ذلك وكل حديث منها قاعدة عظيمة من قواعد الدين قد وصفه العلماء بأن مدار
الإسلام عليه أو هو نصف الإسلام أو ثلثه أو نحو ذلك ثم التزم فى هذه الأربعين
أو تكون
صحيحة ومعظمها فى صحيحى البخارى ومسلم واذكرها محذوفة الأسانيد ليسهل حفظها ويعم الانتفاع بها إن شاء الله
تعالى ثم أتبعها بباب فى ضبط خفى الفاظها
Dan sungguh aku mendapatkan
kumpulan empat puluh hadits yang lebih penting daripada semuanya itu, yaitu
empat puluh hadits yang mencakup atas semua yang telah disusun oleh para ulama
di atas.
Dan setiap hadits daripadanya itu
adalah undang - undang yang besar daripada undang - undang agama.
Ulama memberi sifat hadits ini dengan
hadits yang memuat seluruh ajaran agama Islam, atau separuh dari agama Islam,
atau sepertiganya, atau seterusnya.
Kemudian yang diperlukan itu ada
dalam empat puluh hadits ini.
Atau hadits - hadits ini adalah
hadits shahih.
Sebagian besarnya ada di dalam
shahih Bukhari dan Muslim.
Dan aku menyebut hadits ini dengan
menghilangkan sanadnya supaya mudah menghafalnya.
Dan semoga hadits ini dapat diambil
manfaat secara menyeluruh - insya Allah Ta’ala.
Kemudian aku menjadikan untuk
setiap satu hadits menjadi satu bab sebagai pembatas, disertai dengan lafadz -
lafadz-nya yang ringan.
وينبغي
لكل راغب فى الآخرة أن يعرف هذه الأحاديث لما اشتملت عليه
من المهمات واحتوت عليه من التنبيه على جميع الطاعات وذلك ظاهر لمن تدبره
Seyogyanya bagi setiap orang yang
merindukan kebahagiaan dalam negeri akhirat hendaklah mengetahui hadits -
hadits ini.
Sebab disinilah terangkum masalah -
masalah yang prinsip sebagai peringatan kepada manusia menuju ketaatan yang
sempurna.
Ini semua nampak nyata bagi mereka
yang benar - benar merenungkannya.
وعلى الله اعتمادى وإليه تفويضى
واستنادى وله الحمد والنعمة به التوفيق والعصمة
Akhirnya, hanya kepada Allah-lah
aku menyandarkan diri dan kepada-Nya pula kuserahkan segala perkara.
Bagi-Nya segala puji dan kenikmatan
serta disisi-Nya petunjuk dan perlindungan.
Hadits 1
SEMUA AMAL TERGANTUNG NIAT
عَنْ
أَمِيرِ المؤمِنينَ أَبِـي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ
رَضيَ اللهُ تعالى عنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ يَقُولُ: (إِنَّمَا
الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُولِه
فَهِجْرَتُهُ إلى اللهِ وَرَسُولِه،
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَو
امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ) رَواهُ إِماماَ الـمُحدِّثِين أبو عَبدِ الله مُـحَمَّدُ
بنُ إسماعيلَ بنِ إِبراهِيمَ بنِ الـمُغِيرةِ بن بَرْدِزْبَهْ البخاريُ، وأبو الـحُسَينِ مُسلِمٌ بنُ الحجَّاجِ بنِ مُسلِمٍ القُشَيرِي
النَيسابُورِي، فِي صَحِيحَيْهِما اللَذَينِ هُماَ أَصَحُّ الكُتُبِ الـمُصَنَّفَة
“Dari Amiril Mukminin, Abu Hafs,
Umar bin Al Khattab, radliallahu anhu, beliau berkata: Aku mendengar Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya amal itu hanya dinilai
berdasarkan niatnya, dan sesungguhnya pahala yang diperoleh seseorang sesuai
dengan niatnya. Barangsiapa yang niat hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya maka
dia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, dan siapa yang
hijrahnya dengan niat mendapatkan dunia atau wanita yang ingin dinikahi maka
dia hanya memperoleh apa yang dia inginkan. (Diriwayatkan oleh dua Imam ahli
hadits, Abu Abdillah, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin
Bardizbah Al Bukhari dan Abul Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al
Qusyairi An naisaburi, dalam dua kitab shahih mereka, yang merupakan dua karya
tulis yang paling shahih).”
Hadits 2
ISLAM, IMAN DAN IHSAN
عَنْ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَيضاً قَال:
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ
بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ
الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ
يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِـي صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ
وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ
وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم،
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدَاً
رَسُولُ الله،وَتُقِيْمَ الصَّلاَة،
وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ،وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ
البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً)، قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ:
فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: (أَنْ تُؤْمِنَ بِالله،وَمَلائِكَتِه،وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ،وَالْيَوْمِ الآَخِر،وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ)، قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ، قَالَ: (أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ)، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي
عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: (مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا
بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ)، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ
أَمَارَاتِها، قَالَ: (أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا،وَأَنْ تَرى الْحُفَاةَ
العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ)، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثَ مَلِيَّاً ثُمَّ
قَالَ: (يَا عُمَرُ أتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟) قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوله أَعْلَمُ، قَالَ: (فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ
دِيْنَكُمْ). رواه مُسلِمٌ
“Dari Umar radhiyallahu anhu, dia
menceritakan, Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang pakaiannya sangat
putih, rambutnya sangat hitam, tidak ada bekas-bekas datang dari perjalanan
pada dirinya, namun tidak ada satu pun di antara kami yang mengenalnya.
Kemudian dia duduk di dekat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dia menempelkan
lututnya ke lutut Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan meletakkan telapak
tangannya di atas paha Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian dia
bertanya, Wahai Muhammad, sampaikan kepadaku apa itu islam! Nabi shallallahu
alaihi wa sallam menjawab, Islam adalah engkau bersyahadat bahwasanya tiada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa ramadan, dan melaksanakan haji ke
baitullah jika engkau mampu pergi ke sana. Orang ini berkata, Engkau benar.
Umar pun mengatakan, Kami terheran, dia bertanya lalu dibenarkannya sendiri.
Orang tersebut bertanya, Sampaikan kepadaku tentang apa itu iman! Nabi
shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Iman itu adalah bahwa engkau beriman
kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari
akhir, serta beriman kepada takdir baik maupun buruk. Orang tersebut menyahut,
Kamu benar. Sampaikan kepadaku tentang apa itu ihsan! Nabi shallallahu alaihi
wa sallam menjawab, Ihsan adalah bahwa engkau beribadah kepada Allah seolah
engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah
melihatmu. Orang itu bertanya, Sampaikan kepadaku, kapan kiamat tiba! Nabi
shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada
yang bertanya. Orang itu bertanya lagi, Sampaikan kepadaku tentang
tanda-tandanya! Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab. Budak-budak wanita
akan melahirkan tuannya, dan engkau akan melihat orang yang tidak memakai alas
kaki, suka tidak memakai baju, miskin, dan pengembala kambing berlomba-lomba
dalam membuat bangunan yang tinggi. Kemudian orang tersebut pergi, sementara
aku (Umar) diam beberapa saat. Setelah itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bertanya, Wahai Umar, tahukah kamu, siapa orang yang kemarin bertanya-tanya?
Umar mengatakan, Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
untuk mengajarkan agama kalian. (HR. Muslim).”
Hadits 3
RUKUN ISLAM
عَنْ
أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْن
الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ النبي صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: (بُنِيَ الإِسْلامُ عَلَى
خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ
البِيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ). رواه
البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ
“Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhuma, dia mengatakan, Saya mendengar Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Islam itu dibangun di atas lima tiang:
syahadat bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
berhaji ke baitullah, dan berpuasa ramadan. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”
Hadits 4
NILAI AMAL SESUAI DENGAN
PENGHUJUNGNYA
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ المَصْدُوْقُ:
(إِنَّ أَحَدَكُمْ
يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً
مِثْلَ ذَلِكَ،ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً
مِثْلَ ذَلِكَ،ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ
فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ،وَيَؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ
وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالله الَّذِي لاَ إِلَهَ
غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا
إلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا،
وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ
عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا). رواه البُخارِيُّ وَ
مُسلِمٌ
“Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberitahukan
kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur dan yang dibenarkan,
Sesungguhnya, proses penciptaan kalian di dalam perut ibu berlangsung selama 40
hari dalam bentuk air mani, kemudian menjadi segumpal darah yang menggantung
selama 40 hari juga, kemudian menjadi segumpal daging selama 40 hari juga.
Kemudian, Allah mengutus seorang malaikat untuk meniupkan ruh ke janin dan
diperintahkan mencatat empat ketetapan: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan
penghujung hidupnya, apakah menjadi orang bahagia atau orang celaka. Demi Dzat
yang tiada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya ada orang
yang mengamalkan amalan penghuni surga, hingga jarak antara dia dengan surga
tinggal satu hasta, namun ketetapan takdir mendahuluinya, kemudian dia
mengamalkan amalan penduduk neraka, kemudian dia masuk neraka. Ada pula orang
yang mengamalkan amalan penduduk neraka, hingga jarak antara dia dengan neraka
tinggal satu hasta, namun ketetapan takdir mendahuluinya, kemudian dia
mengamalkan amalan penduduk surga, kemudian dia masuk surga. (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).”
Hadits 5
MENOLAK KEMUNGKARAN DAN BID’AH
عَنْ
أُمِّ المُؤمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ -
رَضِيَ اللهُ عَنْهَا - قَالَتْ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : (مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ) رواه
البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ، وفي رواية لـمُسلِمٍ (مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ
رَدٌّ)
“Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah
Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang membuat-buat hal yang baru dalam urusan kami (ibadah) yang
tidak ada dasarnya dari agama maka perbuatan itu tertolak. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim). Dalam salah satu riwayat Muslim disebutkan, Barangsiapa yang melakukan
suatu amal yang tidak memiliki dasar dalam agama kami maka amal itu tertolak.”
Hadits 6
HALAL DAN HARAM TELAH JELAS
عَنْ
أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بِشِيْر رضي الله
عنهما قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: (إِنَّ الحَلالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ
وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَات
لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاس،ِ فَمَنِ
اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِه، وَمَنْ وَقَعَ فِي
الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيْهِ. أَلا وَإِنَّ لِكُلِّ
مَلِكٍ حِمَىً . أَلا وَإِنَّ حِمَى
اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً
إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا
وَهيَ القَلْبُ).
رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ
“Dari Abu Abdillah an-Nu’man bin
Basyir radhiyallahu anhuma, beliau mengatakan, Saya mendengar Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu
jelas, namun di antara keduanya ada perkara yang meragukan (syubhat), di mana
banyak orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjauhi hal-hal syubhat,
berarti dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang
mendekati syubhat, berarti dia akan terjerumus ke dalam keharaman, sebagaimana
seorang pengembala yang menaruh hewannya di dekat padang rumput yang
dilindungi, hampir saja binatangnya menerjang padang rumput. Ketahuilah, bahwa
setiap raja itu memiliki daerah yang dilindungi. Ketahuilah, bahwa daerah Allah
yang dilindungi adalah segala hal yang haram. Ketahuilah, bahwa dalam tubuh
manusia ada segumpal darah. Jika segumpal darah ini baik maka seluruh tubuh
akan baik, dan jika segumpal darah ini jelek maka seluruh tubuh akan jelek.
Segumpal darah itu adalah hati. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”
Hadits 7
AGAMA ADALAH NASIHAT
عَنْ
أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْم بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ رضي
الله عنه أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: (الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ) قُلْنَا: لِمَنْ يَارَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ:
(للهِ،ولكتابه، ولِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَّتِهِمْ). رواه مُسلِمٌ
“Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus
ad-Dary radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Agama itu nasihat. Kami bertanya, (Nasihat) untuk siapa, wahai Rasulullah?
Beliau menjawab, (Nasihat) bagi Allah, kitab-Nya, para rasul-Nya, pemimpin kaum
muslimin, dan masyarakat umum. (HR. Muslim).”
Hadits 8
KEHORMATAN SEORANG MUSLIM
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ قَالَ: (أُمِرْتُ
أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً
رَسُوْلُ اللهِ وَيُقِيْمُوْا الصَّلاةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا
مِنِّي دِمَاءهَمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالَى) رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ
“Dari Ibnu Umar radhiyallahu
anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Aku diperintahkan
untuk memerangi manusia sampai mereka bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah melaksanakannya
berarti mereka telah melindungi darah dan hartanya dari (serangan) kami,
kecuali karena hak Islam, sementara hisab mereka Allah yang menanggungnya. (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).”
Hadits 9
BEBAN SYARIAT SESUAI KEMAMPUAN
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ
الله تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ:
(مَا نَهَيْتُكُمْ
عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فأْتُوا
مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ؛ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ
الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ). رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ
“Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin
Shakhr radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, Saya mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Segala hal yang aku larang, jauhilah.
Segala hal yang aku perintahkan, laksanakanlah semampu kalian. Sesungguhnya
umat sebelum kalian itu binasa disebabkan mereka banyak bertanya dan
berseberangan dengan nabi-nabi mereka. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”
Hadits 10
REZEKI YANG HALAL
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : (إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ
بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ : ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَاعْمَلُوا صَالِحاً ) [المؤمنون : ٥١]، وَقَالَ: ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ) [البقرة : ١٧٢] ثُمَّ
ذَكَرَ الرَّجُلَ
يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء،ِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ،
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ
حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ
لَهُ) رواه مُسلِمٌ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah itu
ath-Thayyib dan tidak menerima kecuali yang baik. Allah memerintah orang mukmin
sebagaimana perintah yang Dia berikan kepada para rasul. Allah berfirman (yang
artinya), Wahai para rasul, makanlah makanan yang halal dan lakukanlah amal
shalih. (QS. Al-Mukminun: 51). Allah juga berfirman (yang artinya), Wahai
orang-orang yang beriman, makanlah rezeki yang halal yang kami berikan kepada
kalian. (QS. Al Baqarah: 172). Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam
menceritakan seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya acak-acakan
dan berdebu, dia menengadahkan kedua tangannya ke atas, dan berdoa, Ya Rabbi Ya
Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dia
dikenyangkan dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?
(HR. Muslim).”
Hadits 11
MENINGGALKAN YANG MERAGUKAN
عَنْ
أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بنِ عَلِيّ بنِ أبِي طالبٍ
سِبْطِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله
عليه وسلم : (دَعْ مَا يُرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يُرِيْبُكَ) رواه التِّرمِذيُّ والنسائِي وقال
التِّرمِذيُّ: حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيح
“Dari Abu Muhammad Hasan bin Ali radhiyallahu
anhuma, cucu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan buah hati beliau,
beliau mengatakan, Saya menghapal (nasihat) dari Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam, Tinggalkan sesuatu yang meragukan dan pindahlah ke sesuatu yang
tidak meragukan. (HR. An-Nasai dan at-Turmudzi; at-Turmudzi mengatakan, Hasan
shahih).”
Hadits 12
SEORANG MUSLIM MENINGGALKAN YANG
TIDAK BERMANFAAT
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : (مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَيَعْنِيْهِ) حديثٌ حَسنٌ، رواه
التِّرمِذيُّ وغَيرُه هَكَذا
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, Di antara tanda
bagusnya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak
bermanfaat baginya. (Hadits hasan; diriwayatkan oleh at-Turmudzi dan yang
lainnya).”
Hadits 13
KESEMPURNAAN IMAN
عَنْ
أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ
تَعَالَى عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَن النَّبِـي صلى الله عليه وسلم قَالَ: (لاَ يُؤمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى
يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ) رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu
anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda, Keimanan
seseorang tidak sempurna sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia
mencintai dirinya. (HR. Al Bukhari dan Muslim).”
Hadits 14
KEHORMATAN DARAH SEORANG MUSLIM
عَنِ
ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
: (لا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بإِحْدَى ثَلاثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّاركُ
لِدِيْنِهِ الـمُفَارِقُ لِلجَمَاعَةِ) رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ
“Dari Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah
darah seorang muslim itu halal kecuali dengan salah satu di antara tiga alasan:
orang yang sudah menikah lalu berzina, jiwa dibalas dengan jiwa, dan orang yang
meninggalkan agamanya, yang keluar dari jamaah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”
Hadits 15
ADAB DALAM ISLAM
عَن
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى
الله عليه وسلم قَالَ: (مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرَاً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ
يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِم جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ) رواه البُخارِيُّ
وَ مُسلِمٌ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia berkata yang baik atau
diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya
memuliakan tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaknya memuliakan tamunya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”
Hadits 16
JANGAN MARAH
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً
قَالَ لِلنَّبيِّ صلى الله عليه وسلم : أَوصِنِيْ، قَال : (لاَ تَغْضَبْ) فَرَدَّدَ مِراراً، قَال: (لاَ تَغْضَبْ) رواه البُخارِيُّ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
dan berkata, Berilah aku nasihat. Beliau bersabda, Jangan marah. Orang itu pun
mengulangi permintaannya beberapa kali, namun beliau (tetap) bersabda, Jangan
marah! (HR. Al-Bukhari).”
Hadits 17
BERBUAT BAIK DALAM SEGALA URUSAN
عَنْ
أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى
عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (إِنَّ اللهَ كَتَبَ
الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ. فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا القِتْلَةَ،
وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ
شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ) رواه مُسلِمٌ
“Dari Abu Yala Syaddad bin Aus
radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda, Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan ihsan kepada semuanya. Jika
kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih maka
sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menenangkan
sembelihannya. (HR. Muslim).”
Hadits 18
AKHLAK MULIA
عَنْ
أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بنِ جُنَادَةَ وَ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ
مُعَاذِ بِنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا
كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ) رواه التِّرمِذِي وقاَل: حديثٌ حسنٌ. وفي بَعضِ
النُّسَخ: حسنٌ صَحيحٌ
“Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah
dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Bertakwalah kepada Allah di mana pun
kalian berada, iringi perbuatan jelek dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan
baik akan menghapus dosa perbuatan jelek, dan bergaullah dengan manusia dengan
akhlak yang terpuji. (HR. At-Turmudzi, dan beliau menyatakan, Hadits hasan).”
Hadits 19
JAGALAH HAK ALLAH MAKA ALLAH
MENJAGAMU
عَنْ
أَبِي العَبَّاسٍ عَبْدِ اللهِ بنِ عَبَّاسٍ رضي الله
عنهما قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النبي صلى الله عليه وسلم يَومَاً فَقَالَ: (يَا غُلاَمُ إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ
يَحفَظك، احْفَظِ اللهَ تَجِدهُ تُجَاهَكَ، إِذَاَ سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَاَ اسْتَعَنتَ فَاسْتَعِن بِاللهِ، وَاعْلَم أَنَّ
الأُمّة لو اجْتَمَعَت عَلَى أن يَنفَعُوكَ بِشيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلا بِشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ
لَك، وإِن
اِجْتَمَعوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشيءٍ لَمْ يَضُرُّوك إلا بِشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفعَت الأَقْلامُ،
وَجَفّتِ الصُّحُفُ) رواه التِّرمِذِي وقال: حديث حسنٌ صَحيحٌ - وفي رواية - غير التِّرمِذِي: (اِحفظِ اللهَ تَجٍدْهُ أَمَامَكَ،
تَعَرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاءِ يَعرِفْكَ في الشِّدةِ، وَاعْلَم أن مَا أَخطأكَ لَمْ يَكُن
لِيُصِيبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُن لِيُخطِئَكَ، وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ
مَعَ الصَّبْرِ،
وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسرِ يُسراً) رواه التِّرمِذيُّ
“Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas
radhiyallahu anhuma, beliau mengatakan, Saya pernah berada di belakang Nabi shallallahu
alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda, Wahai anakku, aku akan
mengajarkanmu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu.
Jagalah Allah, niscaya engkau akan temui Dia di hadapanmu. Jika meminta
sesuatu, mintalah kepada Allah. Jika meminta pertolongan, mintalah pertolongan
kepada Allah. Ketahuilah, andaikan semua umat berkumpul untuk memberikan suatu
manfaat kepadamu maka mereka tidak akan mampu memberikan manfaat tersebut
kepadamu kecuali sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu, dan andaikan semua
umat berkumpul untuk memberikan suatu bahaya kepadamu maka mereka tidak akan
mampu memberikan bahaya tersebut kecuali bahaya yang telah Allah tetapkan untuk
menimpamu. Pena takdir telah diangkat dan lembaran catatan amal telah kering.
(HR. At-Turmudzi, beliau mengatakan, Hadits hasan shahih).”
Hadits 20
MALU BAGIAN DARI IMAN
عَنْ
أَبيْ مَسْعُوْدٍ عُقبَةَ بنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِيِّ
البَدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم (إِنَّ
مِمَّا أَدرَكَ
النَاسُ مِن كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُولَى إِذا لَم تَستَحْيِ فاصْنَعْ مَا شِئتَ) رواه البُخارِيُّ
“Dari Abu Mas’ud ’Uqbah bin ’Amr
al-Anshari al-Badri radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Sesungguhnya, di antara wasiat para nabi terdahulu yang dipahami oleh
manusia adalah, Jika kamu tidak malu maka lakukanlah sesukamu. (HR.
Al-Bukhari).”
Hadits 21
ISTIQAMAH
عَنِ
أَبي عَمْرٍو، وَقِيلَ، أَبي عمْرَةَ سُفْيَانَ بنِ
عَبْدِ اللهِ رضي الله عنه قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي الإِسْلامِ قَوْلاً
لاَ أَسْأَلُ
عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ؟ قَالَ: (قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ) رواه مُسلِمٌ
“Dari Abu Amr -ada yang mengatakan
Abu Amrah- Sufyan bin Abdillah radhiyallahu anhu, dia menceritakan, Saya pernah
berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Wahai Rasulullah, sampaikan
kepadaku suatu nasihat tentang Islam yang tidak mungkin kutanyakan kepada
seorang pun selain engkau. Beliau bersabda, Katakanlah, aku beriman kepada
Allah, kemudian istiqamahlah. (HR. Muslim).”
Hadits 22
SYARAT MASUK SURGA
عَنْ
أَبيْ عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بنِ عَبْدِ اللهِ
الأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النبي صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: أَرَأَيتَ
إِذا صَلَّيتُ
الـمَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضانَ، وَأَحلَلتُ الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ
عَلى ذَلِكَ شَيئاً أَدخُلُ الجَنَّةَ ؟ قَالَ: (نَعَمْ) رواه مُسلِمٌ. وَمَعْنَى حَرَّمْتُ
الحَرَامَ: اجْتَـنَبتُه،
وَمَعنَى أَحْلَلتُ الحَلاَلَ: فَعَلتُه مُعْتَقِداً حِلَّه
“Dari Abu Abdillah Jabir bin
Abdillah radhiyallahu anhuma, bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dia mengatakan, Apa pendapat Anda,
jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa ramadan, menghalalkan yang
halal, mengharamkan yang haram, dan tidak menambah (amalan) sedikit pun selain
itu, apakah saya akan masuk surga? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
menjawab, Ya. (HR. Muslim).”
Hadits 23
BERSEGERA DALAM KEBAIKAN
عَنْ
أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بنِ عَاصِم الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، والحَمْدُ للهِ تَمْلأُ
الميزانَ، وسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ
للهِ تَمْلآنِ - أَو تَمْلأُ - مَا بَيْنَ السَّمَاءِ
والأَرْضِ، وَالصَّلاةُ نُورٌ، والصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَو عَلَيْكَ،
كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَو مُوبِقُهَا) رواه مُسلِمٌ
“Dari Abu Malik al-Asy’ari
radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Bersuci
itu setengah dari iman, ucapan alhamdulillah akan memenuhi timbangan, ucapan
subhanallah wal hamdu lillah memenuhi ruang antara langit dan bumi, shalat itu
cahaya, sedekah itu bukti (iman), sabar itu sinar, dan al-Quran bisa menjadi
pembela bagimu atau mendakwamu. Setiap manusia berada di pagi hari, dia menjual
dirinya, ada yang menyelamatkan dirinya dan ada yang membinasakan dirinya. (HR.
Muslim).”
Hadits 24
LARANGAN BERBUAT ZALIM
عَنْ
أَبي ذرٍّ الغِفَارِي رضي الله عنه عَن النَّبِـي صلى
الله عليه وسلم فيمَا يَرْويهِ عَنْ رَبِّهِ عزَّ وجل أَنَّهُ قَالَ: (يَا عِبَادِي إِنِّـي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى
نَفْسِي و جَعَلْتُهُ بَيْنَكُم مُحَرَّماً فَلا تَظَالَمُوا، يَا عِبَادِي كُلُّكُم ضَالٌّ إِلاَّ مَن هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُم،
يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فاَسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمكُم، يَا عِبَادِي كُلُّكُم عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ
فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسكُم، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعَاً
فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُم، يَا
عِبَادِي إِنَّكُم لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّونِي
وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي، يَاعِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ
وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ
وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فَيْ مُلْكِيْ شَيْئَاً. يَا عِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى
أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ
ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئَاً، يَا عِبَادِي لَو أنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُم وَإنْسَكُم وَجِنَّكُم قَامُوا فِيْ صَعِيدٍ وَاحِدٍ
فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِندِي إِلاَّ كَمَا يَنقُصُ المِخْيَطُ إَذَا أُدْخِلَ
البَحرَ، يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ
أَعْمَالُكُم أُحْصِيهَا لَكُم ثُمَّ أُوَفِّيكُم
إِيَّاهَا فَمَن وَجَدَ خَيراً فَليَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ) رواه مُسلِمٌ
“Dari Abu Dzar al-Ghifari
radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, beliau meriwayatkan
dari Allah azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman, Wahai hamba-Ku,
sesungguhnya Aku mengharamkan (berlaku) zalim atas diri-Ku dan Aku
menjadikannya perbuatan yang haram di antara kalian, maka janganlah kalian
saling menzalimi. Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Aku
beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. Kalian
semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah
makan kepada-Ku, pasti Aku beri makan. Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya
telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian
kepada-Ku, pasti Aku berikan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan
perbuatan dosa di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu
semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Wahai hamba-Ku,
sesungguhnya kalian tidak akan dapat membahayakan diri-Ku dan kalian tak akan
dapat memberikan manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-Ku, andaikan makhluk yang
pertama sampai yang terakhir, manusia maupun jin, semuanya bertakwa sebagaimana
takwanya hati orang yang paling bertakwa di antara kalian, hal itu tidak
menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Andaikan makhluk yang pertama sampai yang
terakhir, manusia maupun jin, semuanya jahat sejahat hati orang yang paling
jahat di antara kalian, hal itu tidak mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.
Wahai hamba-Ku, Andaikan makhluk yang pertama sampai yang terakhir, manusia
maupun jin, semuanya berada di satu tempat, kemudian mereka meminta kepada-Ku,
lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, maka tidaklah hal itu mengurangi
apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana (berkurangnya air yang menempel pada)
sebatang jarum yang dimasukkan ke laut. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya amal
kalian, Aku catat semuanya untuk kalian, kemudian Aku membalasnya. Maka
barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah dan
barangsiapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia
menyalahkan kecuali dirinya sendiri. (HR. Muslim).”
Hadits 25
ZIKIR BERNILAI SEDEKAH
عَنْ
أَبي ذَرٍّ رضي الله عنه أَيضَاً أَنَّ أُنَاسَاً مِنْ
أَصحَابِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالوا لِلنَّبِـي صلى الله عليه وسلم: يَارَسُولَ الله، ذَهَبَ أَهلُ الدثورِ
بِالأُجورِ، يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِـهِمْ، قَالَ: (أَوَ لَيْسَ
قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَة.وَكُلِّ
تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً و كُلِّ تَحْمَيْدَةٍ صَدَقَةً و كُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ
و أَمْرٌ
بالِمَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ و نَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ و فِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا: يَا
رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ؟
قَالَ:أَرَأَيْتُم لَو وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الحَلالِ كَانَ لَهُ
أَجْرٌ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
“Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu
dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, ia berkata, Sesungguhnya sebagian
sahabat berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Wahai Rasulullah,
orang-orang kaya memborong pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami
shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka mampu bersedekah
dengan kelebihan harta mereka. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bersedekah?
Sesungguhnya tiap tasbih adalah sedekah, tiap tahmid adalah sedekah, tiap
tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah
kemungkaran adalah sedekah, dan persetubuhan salah seorang di antara kamu
(dengan istrinya) adalah sedekah. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, apakah
seseorang di antara kami yang memenuhi syahwatnya mendapat pahala? Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Apa pendapat kalian jika orang tersebut
memenuhi syahwatnya pada hal yang haram, apakah dia berdosa? Maka, demikian pula
jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala. (HR.
Muslim).”
Hadits 26
PINTU-PINTU SEDEKAH
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم: (كُلُّ سُلامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلُّ يَومٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ
بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ
الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُ لَهُ عَلَيهَا أَو
تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاةِ
صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ) رواه البُخارِيُّ وَ مُسلِمٌ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Setiap ruas tulang
manusia wajib disedekahi, setiap harinya selama matahari masih terbit.
Mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, menolong
seseorang naik ke atas kendaraannya dan mengangkat barang-barangnya ke atas
kendaraannya adalah sedekah, berkata yang baik adalah sedekah, setiap langkah
berjalan menuju shalat (jamaah) adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari
jalan adalah sedekah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”
Hadits 27
AKHLAK LUHUR KUNCI KEBAIKAN
عَنِ
النَّواسِ بنِ سَمعان رضي الله عنه، عَنِ النَّبيِّ صلى
الله عليه وسلم، قال: (البِرُّ حُسْنُ الخُلُقِ، والإثْمُ : ما حَاكَ في نَفْسِكَ، وكَرِهْتَ أنْ يَطَّلِعَ عليهِ
النَّاسُ). رواهُ مسلمٌ. وعَنْ وابِصَةَ بن
مَعْبَدٍ رضي الله عنه قال : أتيتُ رَسُولَ الله صلى الله
عليه وسلم، فقالَ:
(جِئْتَ تَسأَلُ عن البرِّ والإثمِ ؟) قُلْتُ : نعَمْ ، قال : (استَفْتِ قَلْبَكَ ، البرُّ ما اطْمَأنَّتْ إليهِ النَّفْسُ،
وَاطْمَأنَّ إِليهِ
القَلبُ، والإثمُ ما حَاكَ في النَّفسِ، وتَردَّدَ في الصَّدْرِ، وإنْ أفتاكَ النَّاسُ وأَفْتَوكَ)
حَدِيثٌ حَسَنٌ ، رَوَيناهُ في مُسنَدَي
الإمَامَينِ أَحمَد بنِ حَنبَل و الدَّارِمي بإِسنادٍ
حَسَنٍ
“Dari an-Nawas bin Saman
radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
Segala kebaikan adalah akhlak luhur, sedangkan dosa adalah segala yang
meragukan dirimu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya. (HR. Muslim)
Serta dari Wabishah bin Ma’bad
radhiyallahu anhu, ia berkata, Aku telah datang kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, Apakah engkau datang untuk bertanya
tentang kebajikan dan dosa? Aku menjawab, Benar. Beliau bersabda, Mintalah
pendapat hatimu. Kebaikan adalah segala yang menenteramkan jiwa dan menenangkan
hati, sedangkan dosa adalah segala yang meragukan jiwa dan meresahkan hati,
meskipun orang-orang memberikan fatwa yang lain kepadamu . (HR. Imam Ahmad bin Hambal
dan ad-Darimi; hadits hasan).”
Hadits 28
BERPEGANG TEGUH KEPADA SUNNAH
عَن
أَبي نَجِيحٍ العربَاضِ بنِ سَاريَةَ رضي الله عنه قَالَ:
وَعَظَنا رَسُولُ اللهِ مَوعِظَةً وَجِلَتْ مِنهَا القُلُوبُ وَذَرَفَت مِنهَا العُيون. فَقُلْنَا: يَارَسُولَ اللهِ
كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوصِنَا، قَالَ: (أُوْصِيْكُمْ بِتَقوَى اللهِ عز وجل وَالسَّمعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ
عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ
مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلافًا كَثِيرَاً؛ فَعَلَيكُمْ
بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المّهْدِيِّينَ عُضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فإنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلالَةٌ) رواه أبو داوُدَ والتِّرمِذِي وَقَال : حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ
“Dari Abu Najih al-Irbadh bin
Sariah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
memberikan kami nasihat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami
bercucuran. Maka kami berkata, Wahai Rasulullah, seakan-akan ini merupakan
nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Taala,
tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah
seorang budak, karena orang yang hidup setelahku akan menyaksikan banyaknya
perselisihan. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan
ajaran Khulafa ar-Rasyidin al-Mahdiyin, gigitlah dengan geraham kalian.
Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara
bidah adalah sesat. (Riwayat Abu Daud dan Turmudzi, dia berkata, Hasan shahih).”
Hadits 29
KUNCI-KUNCI SURGA
عَن
مُعَاذ بن جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ: قُلتُ يَا رَسُولَ
الله أَخبِرنِي بِعَمَلٍ يُدخِلُني الجَنَّةَ وَيُبَاعدني منٍ النار قَالَ: (لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ وَإِنَّهُ
لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ
تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَتُشْرِكُ بِهِ
شَيْئَا، وَتُقِيْمُ الصَّلاة، وَتُؤتِي الزَّكَاة، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ
البَيْتَ. ثُمَّ قَالَ:
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الخَيرِ: الصَّومُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيئَةَ
كَمَا يُطْفِئُ الـمَاءُ النَّارَ، وَصَلاةُ الرَّجُلِ فِي جَوفِ اللَّيْلِ ثُمَّ تَلا : (تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ) حَتَّى
بَلَغَ: (يَعْلَمُون) [السجدة : ١٧-١٦] ثُمَّ قَالَ: أَلا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ
الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ، قَالَ: رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلامُ وَعَمُودُهُ
الصَّلاةُ و ذروَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ
ثُمَّ قَالَ: أَلا أُخبِرُكَ بِملاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟
قُلْتُ:بَلَى يَارَسُولَ اللهِ. فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ يَانَبِيَّ اللهِ وَإِنَّا
لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ ؟
فَقَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَامُعَاذُ. وَهَل يَكُبُّ
النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِم أَو قَالَ: عَلَى مَنَاخِرِهِم إِلاَّ
حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِم) رواه والتِّرمِذِي وقال: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
“Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu
anhu, dia berkata, Wahai Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang
dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka. Beliau
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Engkau telah bertanya tentang sesuatu
yang besar, namun itu ringan bagi mereka yang dimudahkan Allah Taala, (Amal itu
adalah): beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa
pun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa ramadan dan pergi haji.
Kemudian beliau berkata, Maukah aku beritahu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah
tameng, sedekah akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan
api, dan shalatnya seseorang di tengah malam. Kemudian beliau membaca ayat
(yang artinya). Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka beribadah
kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan penuh harap, dan mereka
menyedekahkan sebagian rezeki yang Kami berikan. Tiada satu pun jiwa yang
mengetahui nikmat penyejuk hati yang disembunyikan sebagai balasan atas amal
yang telah mereka lakukan. (QS. As-Sajdah: 16-17). Kemudian beliau bersabda,
Maukah aku beritahu pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya? Aku
menjawab, Tentu, wahai Nabi Allah. Beliau bersabda, Pokok perkara adalah Islam,
tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad. Kemudian beliau bertanya,
Maukah aku beritahu sesuatu (yang jika kalian laksanakan) maka kalian dapat
memiliki semua itu? Saya berkata, Tentu, wahai Rasulullah. Maka Rasulullah
memegang lisannya lalu bersabda, Jagalah ini. Saya berkata, Wahai Nabi Allah,
apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan? Beliau bersabda,
Bagaimana kamu ini! Bukankah seseorang tersungkur ke dalam neraka disebabkan
buah ucapan lisan-lisan mereka? (Riwayat at-Turmudzi, dan dia berkata,
Haditsnya hasan shahih).”
Hadits 30
HAK-HAK ALLAH
عَنْ
أَبِيْ ثَعْلَبَةَ الخُشْنِيِّ جُرثُومِ بنِ نَاشِرٍ رضي
الله عنه عَن رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (إِنَّ اللهَ فَرَضَ
فَرَائِضَ فَلا تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُودَاً فَلا تَعْتَدُوهَا وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلا تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ
عَن أَشْيَاءَ رَحمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلا تَبْحَثُوا عَنْهَا) حَدِيثٌ حَسَنٌ رواه الدَّارُقُطنِي وغيرُه
Dari Abu Tsalabah al-Khusyani
Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, beliau bersabda, Sesungguhnya Allah Taala telah mewajibkan beberapa
perkara maka janganlah kamu meninggalkannya, dan Allah telah menetapkan
beberapa batasan maka janganlah kamu melampauinya, Allah juga telah mengharamkan
beberapa perkara maka janganlah kamu melanggarnya, serta Dia mendiamkan
beberapa perkara sebagai rahmat bagimu, bukan karena lupa, maka janganlah kamu
membicarakannya. (HR. Daraquthni; hadits hasan).
Hadits 31
ZUHUD
عَنْ
أَبي العَباس سَعدِ بنِ سَهلٍ السَّاعِدي رضي الله عنه
قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَبِـيّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُول الله: دُلَّنِـي عَلَى عَمَلٍ إِذَا
عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِـي اللهُ، وَأَحبَّنـي
النَاسُ؟ فَقَالَ: (ازهَدْ في الدُّنيَا يُحِبَّكَ اللهُ
، وازهَدْ فِيمَا عِندَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ) حَدِيثٌ حَسَنٌ رَواه ابنُ ماجةَ وغيرُه بِأَساَنِيد حَسَنةٍ.
“Dari Abul Abbas Sahl bin Sad
as-Saidi radhiyallahu anhu, ia berkata, Seorang laki-laki datang kepada Nabi
shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata, Wahai Rasulullah, tunjukkanlah
kepadaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya maka aku dicintai Allah
dan dicintai manusia. Maka, beliau bersabda. Zuhudlah terhadap dunia, pasti
Allah mencintaimu. dan zuhudlah terhadap kenikmatan yang ada di tangan manusia,
pasti mereka mencintaimu. (Hadits hasan, riwayat Ibnu Majah dan yang lainnya
dengan sanad-sanad yang hasan).”
Hadits 32
TIDAK BOLEH BERBUAT KERUSAKAN
عنْ
أَبي سَعيدٍ سَعدِ بنِ مَالِك بنِ سِنَانٍ الخُدريِّ رضي
الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ) حَدِيْث حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَةَ،
وَالدَّارَقطْنِيّ وَغَيْرُهُمَا مُسْنَدًا، ورَوَاهُ مَالِكٌ في الـمُوَطَّأِ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرٍو
بنِ يَـحْيَى
عَن أَبِيْهِ عَن النبي صلى الله عليه وسلم فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ، ولَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي
بَعْضُهَا بَعْضَاً.
“Dari Abu Said Saad bin Malik
al-Khudri radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Tidak boleh ada dharar dan tidak boleh ada dhirar. (Hadits
hasan, riwayat Ibnu Majah, Daraquthni, dan lain-lainnya, dengan menyebutkan
sanad. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa dari Amr
bin Yahya dari bapaknya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam secara mursal,
tanpa menyebut Abu Said. Hadits ini mempunyai beberapa jalan yang saling
menguatkan).”
Hadits 33
KLAIM DAN BUKTI
عنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ
اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْواهُم لَادَّعَى رِجَالٌ أَمْوالَ قَومٍ وَدِمَاءَهم، وَلَكِن
البَيِّنةُ عَلَى الـمُدَّعِي، وَاليَمينُ عَلَى مَن أَنكَر) حَدِيثٌ حَسَنٌ رواه البَيهَقِي هَكَذا و بَعضُه في الصَّحِيحَين
“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
anhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sekiranya setiap klaim orang diterima begitu saja, niscaya orang-orang akan
mengklaim harta orang lain atau darahnya. Akan tetapi, haruslah ada bukti atau
saksi bagi yang menuntut, dan sumpah bagi yang mengingkari (dakwaan). (HR.
Baihaqi; hadits hasan; sebagian lafalnya ada pada riwayat Bukhari dan Muslim).”
Hadits 34
NAHI MUNKAR BAGIAN DARI IMAN
عَنْ
أَبي سَعِيدٍ الخُدرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعتُ
رِسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقولُ: (مَن رَأَى مِنكُم مُنكَراً فَليُغَــيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطعْ
فَبِقَلبِه وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيمَانِ) رواه مُسلِمٌ.
Dari Abu Said al-Khudri
radhiyallahu anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Barangsiapa di antaramu yang melihat kemungkaran, hendaklah ia
mengubahnya (mencegahnya) dengan tangannya. Jika ia tak sanggup, maka dengan
lisannya, dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya, dan itu adalah
selemah-lemahnya iman.
Hadits 35
PERSAUDARAAN DALAM ISLAM
عَنْ أَبي هُرَيرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم: (لاَ تَحَاسَدوا،
وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَروا،
وَلاَ يَبِعْ بَعضُكُم عَلَى بَيعِ بَعضٍ، وَكُونوا عِبَادَ اللهِ
إِخوَاناً، الـمُسلِمُ أَخو الـمُسلِم، لاَ يَظلِمهُ، وَلاَ يَـخذُلُهُ،
وَلا يكْذِبُهُ، وَلايَـحْقِرُهُ، التَّقوَى هَاهُنَا - وَيُشيرُ إِلَى صَدرِهِ ثَلاَثَ مَراتٍ - بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِن الشَّر
أَن يَحْقِرَ أَخَاهُ الـمُسلِمَ،
كُلُّ الـمُسِلمِ عَلَى الـمُسلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَمَالُه وَعِرضُه) رواه مُسلِمٌ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah saling
mendengki, saling melakukan najasy (dalam jual-beli), saling membenci, saling
membelakangi, dan jangan membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Wahai
hamba-hamba Allah, jadilah kalian bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara
bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya,
berbohong kepadanya, dan menghinakannya. Takwa itu ada di sini (seraya beliau
menunjuk dada beliau tiga kali). Derajat kejelekan pada diri seorang muslim
setingkat dengan perbuatannya merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap
muslim haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya. (HR. Muslim).”
Hadits 36
MEMBANTU SESAMA MUSLIM
عَنْ
أَبي هُرَيرَة رضي الله عنه عَنِ النبِـيِّ صلى الله عليه
وسلم قَالَ: (مَن
نَفَّسَ عَنْ مُؤمِن كُربَةً مِن كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُربَةً مِنْ كُرَبِ يَوم
القيامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ على مُعسرٍ
يَسَّرَ اللهُ عَلَيهِ في الدُّنيَا والآخِرَة، وَمَنْ
سَتَرَ مُسلِماً سَتَرَهُ الله في الدُّنيَا وَالآخِرَة، وَاللهُ في عَونِ العَبدِ مَا كَانَ العَبدُ في عَونِ أَخيهِ، وَمَنْ
سَلَكَ طَريقاً يَلتَمِسُ فيهِ عِلماً سَهَّلَ اللهُ لهُ بِهِ طَريقاً إِلَى الجَنَّةِ، وَمَا
اجتَمَعَ قَومٌ في بَيتٍ مِنْ بيوتِ اللهِ يَتلُونَ كِتابَ اللهِ
وَيتَدارَسُونهُ بَينَهُم إِلّا نَزَلَت عَلَيهِم السَّكِينَة وَغَشِيَتهُم الرَّحمَة وحَفَّتهُمُ الـمَلائِكة وَذَكَرهُم
اللهُ فيمَن عِندَهُ، و مَنْ بَطَّأ
بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ) رواه مُسلمٌ
بِهذَا اللَّفظِ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu dari Rasulullah shallallahualaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,
Barangsiapa yang meringankan kesulitan dalam masalah dunia dari seorang mukmin,
niscaya Allah akan meringankan kesulitannya di hari kiamat. Barangsiapa yang
memudahkan orang yang sedang mengalami kesulitan, niscaya akan Allah mudahkan
baginya urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang
muslim maka Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya. Barangsiapa yang
menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, maka akan Allah mudahkan baginya jalan
ke surga. Jika ada sekelompok orang berkumpul di salah satu rumah Allah
(mesjid), mereka membaca kitab-kitab Allah dan saling mempelajarinya, niscaya
ketenangan akan turun kepada mereka dan rahmat dilimpahkan kepada mereka, dan
para malaikat mengelilingi mereka, serta Allah menyebut-nyebut mereka di
hadapan makhluk disisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, tidak bisa dipercepat
oleh nasabnya. (Riwayat Muslim).”
Hadits 37
KEUTAMAAN DAN RAHMAT DARI ALLAH
عَن
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ رَسُولِ
اللهِ صلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالى قَالَ:
(إِنَّ الله
كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ؛ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا
اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمائَةِ
ضِعْفٍ إِلىَ أَضْعَاف كَثِيْرَةٍ. وَإِنْ
هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً،وَإِنْ هَمَّ بِهَا
فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً) رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ في
صَحِيْحَيْهِمَا بِهَذِهِ الحُرُوْفِ
“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma
dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana beliau riwayatkan
dari Rabbnya Yang Mahasuci dan Mahatinggi, Sesungguhnya Allah telah menetapkan
kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut. Barangsiapa yang
ingin melaksanakan kebaikan namun dia tidak mengamalkannya, maka Allah
mencatatnya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika dia berniat
melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai
sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan hingga kelipatan yang
banyak. Jika dia berniat berbuat maksiat, kemudian dia tidak melaksanakannya
maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia
melaksanakannya, Allah mencatatnya sebagai satu maksiat. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).”
Hadits 38
WALI ALLAH
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم : (إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِـيًّا فَقَد آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ
إِلِيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبُّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِي
يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ،
وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ،
وَيَدَهُ الَّتِي يُبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي
يَمْشِي بِهَا. وَلَئِنْ
سَأَلَنِي لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ) رواه البخاري
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah Taala
berfirman, Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan
perang kepadanya. Tidak ada amalan yang dilakukan hamba-Ku untuk mendekatkan
diri kepada-Ku yang lebih Aku cintai daripada amalan yang Aku wajibkan
kepadanya. Tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan
amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka
jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai
penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan
untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon
kepada-Ku, pasti Aku kabulkan dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku
lindungi. (HR. Al-Bukhari).”
Hadits 39
TIDAK DIANGGAP BERDOSA
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ
اللهِ صلى الله عليه وسلم قَال: (إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِي عَنْ أُمَّتِي الخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا
عَلَيْهِ) حَدِيثٌ حَسَنٌ رواه ابنُ
مَاجَه و البَيهَقِي وغيرهما
“Dari Ibnu Abbas radhyiallahu
anhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya Allah memaafkan dari umat-Ku kesalahan yang tidak disengaja,
karena lupa, dan yang dipaksa untuk melakukannya. (Hadits hasan; riwayat Ibnu
Majah, al-Baihaqi, dan lainnya).”
Hadits 40
DUNIA ADALAH LADANG AKHIRAT
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ
رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِـمَنْكبِـيَّ فَقَالَ: (كُنْ فِي الدُّنيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ) وَكَانَ
ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحتَ فَلا تَنْتَظِرِ الـمَسَاءَ.
وَخُذْ مِن صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لـمَوْتِكَ. رواه البخاري
“Dari Ibnu Umar radhiyallahu
anhuma, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memegang kedua
pundak saya seraya bersabda, Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau
orang yang melewati suatu daerah. Ibnu Umar berkata, Jika kamu berada di sore
hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu
sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk sakitmu, dan kehidupanmu untuk
kematianmu. (HR. Al-Bukhari).”
Hadits 41
TANDA KEIMANAN
عَنْ
أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
(لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ) حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ
الحُجَّةِ بِإسْنَادٍ صَحِيْحٍ
“Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr
bin al-Ash radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sampai hawa nafsunya
tunduk kepada apa yang telah aku sampaikan. (Hadits hasan shahih dalam kitab
al-Hujjah dengan sanad shahih).”
Hadits 42
LUASNYA AMPUNAN ALLAH
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُولَ اللهِ يَقُولُ: قَالَ
اللهُ تَعَالَى: (يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِيْ وَرَجَوتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا
كَانَ مِنْكَ وَلا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ استَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا
ابْنَ آدَمَ لَو أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ
الأَرضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِي لاَتُشْرِك بِي
شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغفِرَةً) رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ
حَسَنٌ صَحَيْحٌ
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu
anhu, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Allah Taala berfirman, Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan
berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan
lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon
ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika
engkau menemui Aku dengan membawa dosa seberat bumi, kemudian engkau bertemu
dengan-Ku (mati) dan engkau tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun,
niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan seberat bumi pula. (HR. At-Turmudzi,
beliau mengatakan, Hadits hasan shahih).”
TAMAT.
izin copas min
ReplyDelete