Matan
Safinah An-Naja
Karangan
Salim Bin
Samair Al-Hadhramiy
بسم الله
الرحمن الرحيم
الحمد
لله رب
العالمين ، و به نستعين على أمور الدنيا و الدين ، و صلى الله و
سلم على
سيدنا محمد خاتم النبيين ، و أله و صحبه أجمعين ، و لا حول و لا
قوة إلا
بالله العلي العظيم
Dengan nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
"Segala
jenis puji itu khusus untuk Allah Tuhan Pemelihara seluruh alam, dan kepada-Nya
kita mohon pertolongan atas segala perkara urusan dunia dan urusan agama,dan
telah di beri rahmat oleh Allah dan telah di beri kesejahteraan atas Tuan kami
Muhammad penutup segala nabi, dan atas keluarganya dan sahabatnya semua,dan
tidak ada kekuasaan dan kekuatan selain dari kekuasaan dan kekuatan dari Allah
Yang Maha Tinggi lagi Yang Maha Agung."
فصل : أركان الإسلام خمسة : شهادة أن لا إله إلا الله و أن محمدا رسول الله ، و إقام الصلاة ، و ايتاء الزكاة و صوم رمضان ، و حج البيت من استطاع إليه سبيلا
Rukun Islam
itu ada lima:
[1].
Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa sungguh Muhammad itu
utusan Allah.
[2].
Mendirikan shalat.
[3].
Menunaikan zakat.
[4].
Berpuasa pada bulan Ramadhan.
[5].
Melakukan ibadah haji ke rumah Allah bagi orang yang telah mampu.
فصل : أركان الإيمان ستة : أن تؤمن بالله ، و ملائكته و كتبه ، و رسوله ، و باليوم الآخر ، و بالقدر خيره و شره من الله تعالى
Rukun Iman
itu ada enam perkara:
[1]. Beriman
kepada Allah.
[2]. Beriman
kepada malaikat-Nya.
[3]. Beriman
kepada kitab-kitab-Nya.
[4]. Beriman
kepada utusan-utusan-Nya.
[5]. Beriman
kepada hari akhir.
[6]. Beriman
kepada ketentuan baiknya dan buruknya dari ketentuan Allah Yang Maha Tinggi.
فصل : و معنى لا إله إلا الله ؛ لا معبود بحق فى الوجود إلا الله
"Makna
La ilaha illallah itu adalah tidak ada Dzat yang disembah dengan sebenarnya
pada kenyataan kecuali Allah."
فصل : علامات
البلوغ ثلاث ؛ تمام خمس عشرة سنة فى الذكر و الأنثى ، و الإحتلام
فى الذكر و
الأنثى لتسع سنين ، و الحيض فى الأنثى لتسع سنين
Tanda-tanda
baligh itu ada tiga:
[1]. Sempurna
berusia lima belas tahun pada laki-laki dan perempuan.
[2].
Bermimpi pada laki-laki dan perempuan yang telah berusia sembilan tahun.
[3]. Haid
(datang bulan) pada perempuan yang telah berusia sembilan tahun.
فصل : شروط أجزاء
الحجر ثمانية ؛ أن يكون بثلاثة أحجار ، و أن ينقي المحل ، و
أن لا يجف
النجس ، و لا ينتقل ، و لا يطرأ عليه آخر ، و لا يجاوز صفحته و
حشفته ، و لا
يصيبه ماء ، وأن تكون الأحجار طاهرة
Syarat-syarat
boleh bersuci dengan menggunakan batu itu ada delapan:
[1]. Bahwa
dengan menggunakan tiga buah batu.
[2]. Bahwa
dapat membersihkan tempat (keluar kotoran).
[3]. Bahwa
kotoran itu belum kering.
[4]. Bahwa
kotoran itu tidak berpindah tempat.
[5]. Tidak
terkena kotoran yang lain atasnya.
[6]. Kotoran
tidak melewati dari pantatnya dan kemaluannya.
[7]. Kotoran
tidak terkena air.
[8]. Bahwa
batu yang digunakan untuk bersuci itu adalah batu yang suci (belum pernah
digunakan sebelumnya).
فصل : فروض الوضوء
ستة ؛ الأول ؛ النية ، الثاني ؛ غسل الوجه ، الثالث ؛ غسل
اليدين مع
المرفقين ، الرابع ؛ مسح شيء من الرأس ، الخامس ؛ غسل الرجلين مع
الكعبين ،
السادس ؛ الترتيب
Fardhu wudhu
itu ada enam:
Pertama:
Niat.
Kedua:
Membasuh muka.
Ketiga:
Membasuh dua tangan beserta dua siku.
Keempat:
Membasuh sesuatu daripada kepala.
Kelima:
Membasuh dua kaki beserta dua mata kaki.
Keenam:
Tertib.
فصل : النية قصد
الشيء مقترنا بفعله ، و محلها القلب ، و التلفظ بها سنة ، و
وقتها عند
غسل أول جزء من الوجه ، و الترتيب أن لا يقدم عضو على عضو
Niat itu
adalah sengaja sesuatu secara bersamaan dengan mengerjakannya,dan tempat niat
itu adalah didalam hati,dan mengucapkan lafal niat itu adalah sunnah,dan waktu
berniat itu adalah ketika membasuh permulaan bagian daripada muka,tertib itu
adalah bahwa tidak terdahului satu anggota (pertama) atas anggota (kedua).
فصل : الماء قليل و كثير ، القليل ؛ ما دون القلتين ، و الكثير ؛ قلتان فأكثر ، القليل يتنجس بوقوع النجاسة فيه و إن لم يتغير ، و الماء الكثير لا يتنجس إلا إذا تغير طعمه أو لونه أو ريحه
Air yang sedikit dan air yang banyak.Air yang sedikit itu adalah air yang kurang dari dua qullah,dan air yang banyak itu adalah air yang sampai dua qullah atau lebih dari dua qullah,air yang sedikit itu dapat menjadi bernajis dengan sebab jatuh najis ke dalamnya, meskipun air itu tidak berubah,an air yang banyak itu tidak dapat menjadi bernajis kecuali apabila telah berubah rasanya atau warnanya atau baunya.
فصل : موجبات الغسل ستة ؛ إيلاج الحشفة فى الفرج ، و خروج المني ، و الحيض ، و النفاس ، و الولادة و الموت
Yang
mewajibkan mandi itu ada enam:
[1]. Masuk
penis ke dalam vagina.
[2]. Keluar
sperma.
[3]. Haid
(datang bulan).
[4]. Nifas.
[5].
Melahirkan.
[6]. Mati.
فصل : فروض الغسل اثنان ؛ النية ، و تعميم البدن بالماء
Fardlu mandi
itu ada dua:
[1]. Niat.
[2].
Meratakan badan dengan air.
فصل : شروط الوضوء عشرة ؛ الإسلام ، و التمييز ، و النقاء عن الحيض و النفاس ، و عما يمنع وصول الماء إلى البشرة ، و أن لا يكون على العضو ما يغير الماء ، و العلم بفرضيته ، و أن لا يعتقد فرضا من فروضه سنة ، و الماء الطهور ، و دخول الوقت ، و الموالاة لدائم الحدث
Syarat-syarat
wudlu itu ada sepuluh:
[1]. Islam.
[2]. Tamyiz
(telah bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk).
[3]. Suci
daripada haid dan nifas.
[4]. Suci
daripada apa saja yang dapat mencegah sampai air kepada kulit.
[5]. Bahwa
tidak ada di atas anggota badan itu sesuatu yang dapat berubah air.
[6].
Mengetahui tentang fardlu wudlu.
[7]. Bahwa
tidak meyakini akan salah satu fardlu nya sebagai sunnah.
[8]. Air
yang suci menyucikan.
[9]. Masuk
waktu.
[10].
Berturut-turut untuk orang yang selalu berhadats.
فصل : نواقض الوضوء أربعة أشياء ؛ الأول ؛ الخارج من أحد السبيلين من قبل أو دبر ريح أو غيره إلا المني ، الثاني ؛ زوال العقل بنوم أو غيره إلا نوم قاعد ممكن مقعده من الأرض ، الثالث ؛ التقاء بشرتي رجل و امرأة كبيرين أجنبيين من غير حائل ، الرابع ؛ مس قبل الآدمي أو حلقة دبره ببطن الراحة أو بطون الأصابع
Yang
membatalkan wudlu itu ada empat perkara:
Pertama:
Keluar angin atau lainnya dari salah satu dua jalan yaitu dari qubul atau
dubur, kecuali yang keluar itu sperma.
Kedua:
Hilang akal dengan sebab tidur atau hilang akal bukan karena tidur, kecuali
tidur orang yang duduk yang tetap pada tempat duduknya di tanah (lantai).
Ketiga:
Bertemu dua kulit laki-laki dan perempuan yang keduanya sama-sama telah dewasa,
yang keduanya sama-sama ajnabi (bukan mahram) yang bertemu dengan tanpa alat
pemisah.
Keempat:
Menyentuh qubul manusia atau lobang dubur manusia dengan bagian depan telapak
tangan atau perut jari tangan.
فصل : من انتقض وضوءه حرم عليه أربعة أشياء ؛ الصلاة ، و الطواف ، و مس المصحف و حمله
Barang siapa
yang telah menjadi batal wudlu nya, maka haram atasnya empat perkara:
[1]. Shalat.
[2]. Thawaf
(mengelilingi Ka’bah).
[3].
Menyentuh mushaf (lembar Alqur’an).
[4]. Membawa
Alqur’an.
و يحرم على الجنب
ستة أشياء ؛ الصلاة ، و الطواف ، و مس المصحف ، و حمله ، و اللبث فى المسجد ، و
قرأة القرآن
Dan haram
atas orang yang junub enam perkara:
[1]. Shalat.
[2]. Thawaf
(mengelilingi Ka’bah).
[3].
Menyentuh mushaf (lembar Alqur’an).
[4]. Membawa
Alqur’an.
[5].
Mendiami didalam masjid.
[6]. Membaca
Alqur’an.
و يحرم بالحيض عشرة أشياء ؛ الصلاة ، و الطواف ، و مس المصحف ، و حمله ، و اللبث فى المسجد ، و قرأة القرآن ، و الصوم ، و الطلاق . و المرور فى المسجد إن خافت تلويثه ، و الإستمتاع بما بين السرة و الركبة
Dan haram
dengan sebab haid (datang bulan) sepuluh perkara:
[1]. Shalat.
[2]. Thawaf
(mengelilingi Ka’bah).
[3].
Menyentuh mushaf (lembar Alqur’an).
[4]. Membawa
Alqur’an.
[5].
Mendiami di dalam masjid.
[6]. Membaca
Alqur’an.
[7].
Berpuasa.
[8]. Thalaq (bercerai).
[9].
Berjalan di dalam masjid jika khawatir melumurinya.
[10].
Bercumbu dengan apa yang ada diantara pusat dan paha.
فصل : أسباب التيمم ثلاثة ؛ فقد الماء ، و المرض ، والإحتياج إليه لعطش حيوان محترم
Sebab-sebab
tayammum itu ada tiga:
[1]. Tidak
ada air.
[2]. Sakit.
[3].
Dibutuhkan kepada air untuk memuaskan rasa haus hewan yang dihormati.
غير المحترم ستة ؛ تارك الصلاة ، و الزاني المحصن ، و المرتد ، و الكافر الحربى ، و الكلب العقور ، و الخنزير
Hewan yang
tidak dihormati itu ada enam:
[1]. Orang
yang meninggalkan shalat.
[2]. Orang
berzina yang muhshan (yaitu lelaki yang mempunyai istri yang sah lalu berzina
dengan perempuan yang lain, dan perempuan yang mempunyai
suami yang sah lalu berzina dengan lelaki yang lain).
[3]. Orang
yang murtad (keluar dari agama Islam).
[4]. Kafir
harbi (yang wajib diperangi).
[5]. Anjing
liar.
[6]. Babi.
فصل : شروط التيمم عشرة ؛ أن يكون بتراب ، و أن يكون التراب طاهرا ، و أن لا يكون مستعملا ، و أن لا يخالطه دقيق و نحوه ، و أن يقصده ، و أن يمسح وجهه و يديه بضربتين ، و أن يزيل النجاسة اولا ، و أن يجتهد فى القبلة قبله ، و أن يكون التيمم بعد دخول الوقت ، و أن يتيمم لكل فرض
Syarat-syarat
tayammum itu ada sepuluh:
[1]. Bahwa
bertayammum itu mesti dengan menggunakan tanah.
[2]. Bahwa
tanah itu adalah yang suci.
[3]. Bahwa
tanah itu bukan yang pernah dipakai (sebelumnya).
[4]. Bahwa
tanah itu tidak bercampur dengan tepung dan seumpamanya.
[5]. Bahwa
tayammum itu di sengaja.
[6]. Bahwa
di usapkan mukanya dan dua tangannya dua kali (masing-masing satu kali).
[7]. Bahwa
dihilangkan najis (kotoran) pada permulaannya.
[8]. Bahwa
bersungguh-sungguh dalam mencari qiblat sebelum bertayammum.
[9]. Bahwa
bertayammum itu sesudah masuk waktu shalat.
[10]. Bahwa
satu kali bertayammum itu untuk tiap-tiap satu kali ibadah fardlu.
فصل : فروض التيمم
خمسة ؛ الأول ؛ نقل التراب ، الثاني ؛ النية . الثالث ؛ مسح
الوجه ،
الرابع ؛ مسح اليدين إلى المرفقين ، الخامس ؛ الترتيب بين
المسحتين
Fardhu
tayammum itu ada lima:
Pertama: Mengambil
tanah.
Kedua: Niat.
Ketiga: Mengusap
muka.
Keempat: Mengusap
dua tangan sampai dua siku.
Kelima: Tertib
diantara dua kali usapan.
فصل : مبطلات التيمم ثلاثة ؛ ما أبطل الوضوء ، و الردة ، و توهم الماء إن تيمم لفقده
Yang
membatalkan tayammum itu ada tiga:
[1]. Apa
saja yang dapat membatalkan wudhu.
[2]. Riddah
(murtad, keluar dari agama Islam).
[3].
Menganggap ada air, jika bertayammum itu karena tadinya tidak ada air.
فصل : الذي
يطهر من النجاسات ثلاث ؛ الخمر إذا تخللت بنفسها ، و جلد الميتة إذا دبغ ، و ما
صار حيوانا
Benda najis
yang dapat menjadi suci itu ada tiga macam:
[1]. Arak,
apabila telah menjadi cuka dengan sendirinya.
[2]. Kulit
bangkai, apabila telah disamak.
[3]. Apa
saja yang menjadi hewan.
فصل : النجاسات ثلاث ، مغلظة ، و مخففة ، و متوسطة ، المغلظة ؛ نجاسة الكلب و الخنزير و فرع أحد هما ، و المخففة ؛ بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن و لم يبلغ الحولين ، و المتوسطة سائر النجاسات
Najis itu
ada tiga macam:
[1]. Najis
yang berat.
[2]. Najis
yang ringan.
[3]. Najis
yang sedang.
Najis yang
berat itu adalah najis anjing dan babi dan anak (keturunan) salah satu
keduanya.
Najis yang
ringan itu adalah kencing bayi laki-laki yang belum diberikan makanan selain
susu, dan belum sampai umur dua tahun.
Najis yang
sedang itu adalah najis selainnya.
فصل : المغلظة تطهر بسبع غسلات بعد إزالة عينها إحداهن بتراب ، و المخففة تطهر برش الماء عليها مع الغلبة و إزالة عينها ، و المتوسطة تنقسم على قسمين ؛ عينية و حكمية ، العينية التى لها لون و ريح و طعم فلا بد من إزالة لونها و ريحها و طعمها ، و الحكمية التى لا لون و لا ريح و لا طعم لها ، يكفيك جري الماء عليها
Najis yang
berat itu dapat menjadi suci dengan tujuh kali basuhan setelah hilang benda
najisnya, salah satunya itu dengan menggunakan tanah (bercampur dengan air).
Najis yang
ringan itu dapat menjadi suci dengan cara mengguyurkan air di atasnya dengan
rata dan dengan hilang benda najisnya.
Najis yang
sedang itu terbagi atas dua bagian:
[1]. Najis
‘ainiyah.
[2]. Najis
hukmiyah.
Najis
‘ainiyah itu adalah yang ada padanya warna, bau, dan rasa.
Maka mesti
di hilangkan warnanya, baunya dan rasanya.
Najis
hukmiyah itu adalah yang tidak ada warna, tidak ada bau dan tidak ada rasa
padanya, maka cukup mengalirkan air ke atasnya.
فصل : أقل
الحيض يوم و ليلة ، و غالبه ست أو سبع
و أكثره خمسة
عشر يوما بلياليها
Sekurang-kurangnya
haid (datang bulan) itu adalah sehari dan semalam.
Kebiasaannya
itu adalah enam hari atau tujuh hari.
Dan paling
lamanya itu adalah lima belas hari beserta malamnya.
أقل الطهر
بين الحيضتين خمسة عشر يوما ، و غالبه أربعة و عشرون يوما أو ثلاثة و عشرون يوما ،
و لا حد لأكثره
Sekurang-kurangnya
suci diantara dua kali haid (datang bulan) itu adalah lima belas hari.
Kebiasaannya
itu adalah [2][4] hari atau [2][3] hari,dan tidak ada batasan waktu untuk
paling lamanya.
أقل النفاس
مجة ، وغالبه أربعون يوما ، و أكثره ستون يوما
Sekurang-kurangnya
nifas itu adalah sekali keluar dalam waktu sekejap mata.
Kebiasaannya
itu adalah [4]0 hari,dan paling lamanya itu adalah [6]0 hari.
فصل : اعذار
الصلاة اثنان : النوم و النسيان
Udzur shalat
itu ada dua macam:
[1]. Tidur.
[2]. Lupa.
فصل : شروط الصلاة
ثمانية : طهارة الحدثين ، و الطهارة عن النجاسة فى الثوب و
البدن و
المكان ، و ستر العورة ، و استقبال القبلة ، و دخول الوقت ، و
العلم
بفرضيتها ، و أن لا يعتقد من فروضها سنة ، و اجتناب المبطلات
Syarat-syarat
shalat itu ada delapan:
[1]. Suci
daripada dua macam hadast (besar dan kecil).
[2]. Suci
daripada najis pada pakaian, pada badan, dan pada tempat.
[3]. Menutup
aurat.
[4].
Menghadap ke arah kiblat.
[5]. Masuk
waktu.
[6].
Mengetahui tentang fardlu-nya.
[7].
Bahwa tidak meyakini yang fardlu dari segala fardlu-nya sebagai yang sunnah.
[8].
Menjauhi segala sesuatu yang dapat menyebabkan batal shalat.
الأحداث اثنان ؛ أصغر و أكبر ، فالأصغر ما أوجب الوضوء ، و الأكبر ما أوجب الغسل
Hadats itu
ada dua macam:
[1]. Hadats
kecil.
[2]. Hadats
besar.
Maka hadats
kecil itu adalah yang mewajibkan wudlu.,dan hadats besar itu adalah yang
mewajibkan mandi.
العورات
اربع ؛ عورة
الرجل مطلقا و الأمة فى الصلاة ما بين السرة و الركبة ، و
عورة الحرة
فى الصلاة جميع بدنها ما سوى الوجه و الكفين ، و عورة الحرة و
الأمة عند
الأجانب جميع البدن و عند محارمهما و النساء ما بين السرة و
الركبة
'Aurat itu
ada empat macam:
[1]. ‘Aurat
lelaki secara umum dan ‘aurat perempuan hamba sahaya di dalam shalat itu adalah
diantara pusat dan paha.
[2]. ‘Aurat
perempuan merdeka di dalam shalat itu adalah seluruh badannya, kecuali muka dan
telapak tangan.
[3]. ‘Aurat
perempuan merdeka dan perempuan hamba sahaya ketika bersama lelaki ajnabi
(bukan mahram) itu adalah seluruh badan.
[4]. ‘Aurat
perempuan merdeka dan perempuan hamba sahaya ketika bersama mahramnya, dan
ketika bersama sesama perempuan itu adalah diantara pusat dan paha.
فصل : أركان
الصلاة سبعة عشر ؛ الأول : النية ، الثاني : تكبيرة الإحرام ،
الثالث : القيام على القادر فى الفرض ، الرابع : قرأة الفاتحة ، الخامس :
الركوع ، السادس : الطمأنينة فيه ، السابع : الاعتدال ، الثامن :
الطمأنينة فيه ، التاسع : السجود مرتين ، العاشر : الطمأنينة فيه ، الحادى عشر
: الجلوس بين السجدتين ، الثاني عشر : الطمأنينة فيه ، الثالث عشر : التشهد
الاخير ، الرابع عشر : القعود فيه ، الخامس عشر : الصلاة على النبي صلى
الله عليه وسلم فيه ، السادس عشر : السلام ، السابع عشر : الترتيب
Rukun-rukun
shalat itu ada tujuh belas:
Pertama:
Niat.
Kedua:
Takbiratul ihram.
Ketiga:
Berdiri untuk orang yang mampu pada shalat fardhu.
Keempat:
Membaca Al-Fatihah.
Kelima:
Ruku’.
Keenam:
Thuma’ninah didalam ruku’.
Ketujuh:
I’tidal.
Kedelapan:
Thuma’ninah didalam i’tidal.
Kesembilan:
Sujud dua kali.
Kesepuluh:
Thuma’ninah didalam sujud.
Kesebelas:
Duduk diantara dua kali sujud.
Kedua belas:
Thuma’ninah didalam duduk diantara dua kali sujud.
Ketiga
belas: Tasyahud akhir.
Keempat
belas: Duduk pada tasyahud akhir.
Kelima
belas: Selawat kepada nabi Muhammad SAW pada duduk tasyahud akhir.
Keenam
belas: Salam.
Ketujuh
belas: Tertib.
فصل : النية ثلاث
درجات : إن كانت الصلاة فرضا وجب قصد الفعل و التعيين و الفرضية ، و إن كنت نافلة مؤقتة
كراتبة أو ذات سبب وجب قصد الفعل و التعيين ، و إن كنت نافلة مطلقة وجب قصد الفعل فقط ،
الفعل : أصلي ، و التعيين : ظهرا أو عصرا ، و الفرضية : فرضا
Niat itu ada
tiga derajat:
[1]. Jika
shalat itu adalah fardhu, maka wajib di qashad (sengaja) melakukan, wajib
ta’yin (menentukan), dan wajib fardhiyah (menyebut fardhu).
[2]. Jika
shalat itu adalah sunnah yang berwaktu seperti rawatib atau mempunyai sebab,
maka wajib di qashad (sengaja) melakukan dan wajib ta’yin (menentukan).
[3]. Jika
shalat itu adalah sunnah umum, maka wajib di qashad (sengaja) melakukan saja.
Qashad
(sengaja) melakukan:
أصلى
Ushalli = Saya
sengaja melakukan shalat.
Ta’yin
(menentukan):
ظهرا أو عصرا
Dhuhur atau
‘ashar.
Fardhiyah
(menyebut fardhu):
فرضا
Fardha.
Contoh niat
shalat fardhu dhuhur:
أصلى فرضا الظهر
Ushalli
fardha-dh-dhuhri.
“Sengaja
saya melakukan shalat fardhu dhuhur”.
فصل : شروط تكبيرة الإحرام ستة عشر : أن تقع حالة القيام فى الفرض ، و أن تكون بالعربية ، و أن تكون بلفظ الجلالة و بلفظ أكبر ، و الترتيب بين اللفظين ، و أن لا يمد همزة الجلالة ، و عدم مد باء أكبر ، و أن لا يشدد الباء ، و أن لا يزيد واوا ساكنة أو متحركة بين الكلمتين ، و أن لا يزيد واوا قبل الجلالة ، و أن لا يقف بين كلمتى التكبير وقفة طويلة و لا قصيرة ، و أن يسمع نفسه جميع حروفها ، و دخول الوقت فى المؤقت ، و إيقاعها حال الإستقبال ، و أن لا يخل بحرف من حروفها ، و تأخير تكبيرة المأموم عن تكبيرة الامام
Syarat-syarat
takbiratul ihram itu ada enam belas:
[1].
Dilakukan dengan keadaan berdiri pada shalat fardhu.
[2]. Bahwa
dengan menggunakan bahasa Arab.
[3]. Bahwa
dengan ucapan “Allah” dan dengan ucapan “Akbar”.
[4]. Tertib
diantara dua ucapan.
[5]. Bahwa
tidak di panjangkan Hamzah pada ucapan “Allah”.
[6]. Tidak
panjang bunyi bacaan huruf Ba pada ucapan “Akbar”.
[7]. Bahwa
tidak di tasydid kan bunyi bacaan huruf Ba.
[8]. Bahwa
tidak di lebihkan bunyi huruf Waw yang sukun diantara dua kata takbir.
[9]. Bahwa
tidak dilebihkan bunyi huruf Waw yang berbaris diantara dua kata takbir.
[10]. Bahwa
tidak dilebihkan bunyi huruf Waw sebelum ucapan “Allah”.
[11]. Bahwa
tidak boleh waqaf (berhenti) diantara dua kata takbir baik waqaf yang lama
maupun waqaf yang sebentar.
[12]. Bahwa
diperdengarkan pada dirinya seluruh huruf takbir.
[13]. Masuk
waktu pada shalat yang berwaktu.
[14].
Melakukan takbir dengan keadaan menghadap ke arah kiblat.
[15]. Bahwa
tidak cacat (walaupun) satu huruf dari semua huruf takbir.
[16].
Dilambatkan takbir makmum daripada takbir imam.
فصل : شروط
الفاتحة عشرة : الترتيب ، والموالاة ، ومراعاة تشديداتها ، وأن
لا يسكت سكتة
طويلة ولا قصيرة يقصد قطع القراءة ، وقراءة كل آياتها ومنها
البسملة ،
وعدم اللحن المخل بالمعنى ، وأن تكون حالة القيام في الفرض ، وأن
يسمع نفسة
القراءة ،
وأن لا
يتخللها ذكر أجنبي
SYARAT
BACAAN AL-FATIHAH ADA [10]:
[1]-Tartib.
[2]-Berurutan.
[3]-Menjaga
huruf-huruf-nya.
[4]-Menjaga
tasydid-tasydid-nya.
[5]-Tidak
boleh ada saktah (berhenti tanpa menghela nafas) dengan saktah yang panjang
atau pun dengan saktah yang sebentar dengan maksud (tujuan) memutus bacaan
surah.
[6]-Harus
membaca seluruh ayat-ayat Al-Fatihah termasuk harus membaca Basmalah.
[7]-Tidak
boleh ada al-lahn (bacaan keliru) yang merubah makna.
[8]-Harus
dibaca ketika berdiri pada shalat fardhu.
[9]-Harus
bisa mendengar bacaannya.
[10]-Tidak
boleh menyela-nyela dengan dzikir yang lainnya.
فصل : تشديدات
الفاتحة أربع عشرة : بسم الله فوق اللام ، الرَّحمن فوق الراء ،
الرَّحيم فوق
الراء ، الحمد لله فوق لام الجلالة ، ربُّ العالمين فوق الباء ، الرَّحمن فوق الراء ، مالك
يوم الدِّين فوق الدال ، إيَّاك نعبد فوق الياء ، إيَّاك نستعين فوق الياء
، اهدنا الصِّراط المستقيم فوق الصاد ، صراط الَّذين فوق اللام ، أنعمت عليهم
غير المغضوب عليهم و لا الضالين فوق الضاد و الام
TASYDID PADA
SURAH AL-FATIHAH ADA [1][4]:
[1]-Bismillaahi
berada diatasnya huruf Lam.
[2]-Ar-Rahman
diatasnya huruf Ra.
[3]-Ar-Rahiim
diatasnya huruf Ra.
[4]-Al-Hamdu
Lillaahi diatasnya huruf Lam al-Jalalah.
[5]-Rabbil
‘Alamiin diatasnya huruf Ba’.
[6]-Ar-Rahman
(ayat [3]) diatasnya huruf Ra.
[7]-Ar-Rahiim
(ayat [3]) diatasnya huruf Ra.
[8]-Maaliki
Yaumid Diin diatasnya huruf Dal.
[9]-Iyyaka
Na’budu diatasnya huruf Ya’.
[10]-Iyyaka
Nasta’iin diatasnya huruf Ya’.
[11]-Ihdinash
Shirathal Mustaqiim diatasnya huruf Shad.
[12]-Shirathal
Ladziina diatasnya huruf Lam.
[13-14]-An’amta
‘alayhim ghayril Maghdluubi ‘alayhim Wa Laadl-Dhallin diatasnya huruf Dhad dan
diatasnya huruf Lam.
فصل : يسن
رفع اليدين فى أربعة مواضع : عند تكبيرة الإحرام ، و عند الركوع ، و عند الإعتدال
، و عند القيام من التشهد الأول
Disunnahkan
mengangkat dua tangan (dalam shalat) pada empat tempat:
[1]. Ketika
takbiratul ihram.
[2]. Ketika
ruku’.
[3]. Ketika
i’tidal.
[4]. Ketika
berdiri dari tasyahud pertama.
فصل : شروط
السجود سبعة : أن يسجد على سبعة أعضاء ، وأن تكون جبهته مكشوفة
،
والتحامل برأسه ، وعدم الهوى لغيره ، وأن لايسجد على شيء يتحرك بحركته ،
وارتفاع
أسافله على أعاليه ، والطمأنينة فيه
Syarat sah
sujud ada tujuh, yaitu:
[1]. Sujud
dengan tujuh anggota.
[2]. Dahi
terbuka (jangan ada yang menutupi dahi).
[3]. Menekan
sekedar berat kepala.
[4]. Tidak
menundukkan badan dengan maksud lain selain sujud.
[5]. Tidak
sujud ketempat yang bergerak jika ia bergerak.
[6].
Meninggikan bagian punggung dan merendahkan bagian kepala.
[7].
Thuma’ninah pada sujud.
خاتمة :
أعضاء السجود سبعة : الجبهة ، و بطون الكفين ، و الركبتان ، و بطون أصابع الرجلين
Penutup:
Ketika
seseorang sujud anggota tubuh yang wajib di letakkan di tempat sujud ada tujuh,
yaitu:
[1]. Dahi.
[2]. Bagian
dalam dari telapak tangan kanan.
[3]. Bagian
dalam dari telapak tangan kiri.
[4]. Lutut
kaki yang kanan.
[5]. Lutut
kaki yang kiri.
[6]. Bagian
dalam jari-jari kanan.
[7]. Bagian
dalam jari-jari kiri.
فصل :
تشديدات التشهد إحدى وعشرون : خمس في أكمله ، وستة عشر في أقله : التحيات -
على التاء والياء ، المباركات الصلوات - على الصاد ، الطيبات - على الطاء
والياء ، لله - على لام الجلالة ، السلام - على السين ، عليك
أيها النبي -
على الياء والنون والياء ، ورحمة الله - على لام الجلاله ،
وبركاته
السلام - على السين ، علينا وعلى عباد الله - على لام الجلاله ،
الصالحين -
على الصاد ، أشهد أن لاإله - على لام ألف ، إلا الله - على لام
ألف ولام
الجلاله ، وأشهد أن - على النون ، محمدا رسول الله - على ميم
محمدا ،
وعلى الراء ،
وعلى لام الجلالة
Dalam
kalimat tasyahud terdapat dua puluh satu harakah (baris) tasydid, enam belas di
antaranya terletak di kalimat tasyahud yang wajib di baca, dan lima yang
tersisa dalam kalimat yang menyempurnakan tasyahud (yang sunah dibaca), yaitu:
[1].
“Attahiyyat” : harakah tasydid terletak di huruf “Ta’”.
[2].
“Attahiyyat” : harakah tasydid terletak di huruf “Ya’”.
[3].
“Almubarakatusshalawat” : harakah tasydid terletak di huruf “Shad”.
[4].
“Atthayyibaat”: harakah tasydid terletak di huruf “Tha’”.
[5]. “Atthayyibaat”
: harakah tasydid terletak di huruf “ya’”.
[6].
“Lillaah” : harakah tasydid terletak di huruf “Lam” jalalah.
[7].
“Assalaam” : harakah tasydid terletak di huruf “Sin”.
[8].
“A’laika ayyuhannabiyyu” : harakah tasydid terletak di huruf “Ya’”.
[9].
“A’laika ayyuhannabiyyu” : harakah tasydid terletak di huruf “Nun”.
[10].
“A’laika ayyuhannabiyyu” : harakah tasydid terletak di huruf “Ya’”.
[11].
“Warahmatullahi” : harakah tasydid terletak di huruf “Lam” jalalah.
[12].
“Wabarakatuh, assalaam” : harakah tasydid terletak di huruf “Sin”.
[13].
“Alainaa wa’alaa I’baadillah” : harakah tasydid terletak di huruf “Lam”
jalalah.
[14].
“Asshalihiin” : harakah tasydid terletak di huruf "shad".
[15].
“Asyhadu Alla ilaha” : harakah tasydid terletak di huruf “Lam alif”.
[16].
“Illallaah” : harakah tasydid terletak di huruf “Lam alif”.
[17].
“Illallaah” : harakah tasydid terletak di huruf “Lam” jalalah.
[18]. “Wa
asyhadu anna” : harakah tasydid terletak di huruf “Nun”.
[19].
“Muhammadarrasulullaah” : harakah tasydid terletak di huruf “Mim”.
[20].
“Muhammadarrasulullaah” : harakah tasydid terletak di huruf “Ra’”.
[21].
“Muhammadarrasulullaah” : harakah tasydid terletak di huruf “Lam” jalalah.
فصل :
تشديدات أقل الصلاة على النبي أربع : اللهم - على اللام والميم ، صل - على اللام ،
على محمد - على الميم
Sekurang-kurang
kalimat shalawat nabi yang memenuhi standar kewajiban di tasyahud akhir adalah:
اللهم صل على محمد
"Allahumma
shalliy ’alaa Muhammad".
(Adapun)
harakah tasydid yang ada di kalimat shalawat nabi tersebut ada di huruf “Lam”
dan “Mim” di lafal اللهم “Allahumma”.
Di huruf
“Lam” di lafal صل “Shalli”.
Dan di huruf
“Mim” di lafal محمد “Muhammad".
فصل : أقل
السلام : السلام عليكم ، تشديد السلام على السين
Sekurang-kurang
salam yang memenuhi standar kewajiban di tasyahud akhir adalah:
السلام عليكم
"Assalaamu’alaikum".
Adapun
Harakah tasydid yang ada di kalimat tersebut terletak di huruf “Sin”.
فصل : أوقات الصلاة
خمس : أول وقت الظهر زوال الشمس ، وآخره مصير ظل الشيء مثله غير ظل الإستواء ، وأول وقت
العصر إذا صار ظل كل شيء مثله وزاد قليلا ، وآخره غروب الشمس . وأول وقت المغرب
غروب الشمس وآخره غروب الشفق الأحمر ، و أول وقت العشاء غروب الشفق الأحمر
وآخره طلوع الفجر الصادق وآخره طلوع الشمس
الأشفاق
ثلاثة : أحمر ، وأصفر ، وأبيض . الأحمر : مغرب ، ولأصفر والأبيض : عشاء . ويندب تأخير
صلاة العشاء إلى أن يغيب الشفق الأصفر والأبيض
Waktu-waktu
shalat:
[1]. Waktu
shalat dzuhur:
Dimulai dari
tergelincirnya matahari dari tengah-tengah langit kearah barat dan berakhir
ketika bayangan suatu benda menyamai ukuran panjangnya dengan benda tersebut.
[2]. Waktu
shalat Ashar:
Dimulai
ketika bayangan dari suatu benda melebihi ukuran panjang dari benda tersebut
dan berakhir ketika matahari terbenam.
[3]. Waktu
shalat Magrib:
Berawal
ketika matahari terbenam dan berakhir dengan hilangnya sinar merah yang muncul
setelah matahari terbenam.
[4]. Waktu
shalat Isya:
Diawali
dengan hilangnya sinar merah yang muncul setelah matahari terbenam dan berakhir
dengan terbitnya fajar shadiq.
Yang di
maksud dengan Fajar shadiq adalah sinar yang membentang dari arah timur
membentuk garis horizontal dari selatan ke utara.
[5]. Waktu
shalat Shubuh:
Di mulai
dari timbulnya fajar shadiq dan berakhir dengan terbitnya matahari.
Warna sinar
matahari yang muncul setelah matahari terbenam ada tiga, yaitu:
Sinar merah,
kuning dan putih. Sinar merah muncul ketika magrib sedangkan sinar kuning dan
putih muncul di waktu Isya. Disunnahkan untuk menunda atau mengakhirkan shalat
Isya sampai hilangnya sinar kuning dan putih.
فصل : تحرم
الصلاة التي ليس لها سبب متقدم ولا مقارن في خمسة أوقات : عند
طلوع الشمس
حتى ترتفع قدر رمح ، وعند الإستواء في غير يوم الجمعة حتى تزول ،
وعند الإصفرار
حتى تطلع الشمس ، وبعد صلاة العصر حتى تغرب
Shalat itu
haram manakala tidak ada mempunyai sebab terdahulu atau sebab yang bersamaan
(maksudnya tanpa ada sebab sama sekali seperti sunat mutlaq) dalam beberapa
waktu, yaitu:
[1]. Ketika
terbit matahari sampai naik sekira-kira sama dengan ukuran tongkat atau tombak.
[2]. Ketika
matahari berada tepat ditengah tengah langit sampai bergeser kecuali hari
Jum’at.
[3]. Ketika
matahari kemerah-merahan sampai tenggelam.
[4]. Sesudah
shalat Shubuh sampai terbit matahari.
[5]. Sesudah
shalat Ashar sampai matahari terbenam.
فصل : سكتات الصلاة
ستة : بين تكبيرة الإحرام ودعاء الإفتتاح ، و بين دعاء الإفتتاح والتعوذ ، وبين الفاتحة
والتعوذ ، وبين آخر الفاتحة وآمين ، وبين آمين
والسورة ،
وبين السورة والركوع
Tempat
saktah (berhenti dari membaca) pada waktu shalat ada enam tempat, yaitu:
[1]. Antara
takbiratul ihram dan do’a iftitah.
[2]. Antara
doa iftitah dan ta’awudz.
[3]. Antara
ta’awudz dan membaca fatihah.
[4]. Antara
akhir fatihah dan ta’min (mengucapkan amin).
[5]. Antara
ta’min dan membaca surat (qur’an).
[6]. Antara
membaca surat dan ruku’.
Semua
tersebut dengan kadar tasbih (bacaan subhanallah), kecuali antara ta’min dan
membaca surat, disunahkan bagi imam memanjangkan saktah dengan kadar membaca
Al-Fatihah.
فصل :
الأركان التي تلزمه فيها الطمأنينة أربعة : الركوع ، والإعتدال ، والسجود ،
والجلوس بين السجدتين
الطمأنينة هي
: سكون بعد حركة بحيث يستقر كل
عضو محله
بقدر سبحان الله
Rukun-rukun
(shalat) yang diwajibkan didalamnya thuma'ninah itu ada empat, yaitu:
[1]. Ketika
ruku’.
[2]. Ketika
i’tidal.
[3]. Ketika
sujud.
[4]. Ketika
duduk antara dua sujud.
Thuma'ninah
adalah diam sesudah gerakan sebelumnya, sekira-kira semua anggota badan tetap
(tidak bergerak) dengan kadar tasbih (membaca subhanallah).
فصل : أسباب
سجود السهو أربعة : الأول : ترك بعض من أبعاض الصلاة أو بعض
البعض ،
الثاني : فعل مايبطل عمده ولايبطل سهوه إذا فعله ناسيا ، الثالث : نقل ركن قولي
إلى غير محله ، الرابع : إيقاع ركن فعلي مع احتمال الزيادة
Sebab sujud
sahwi ada empat, yaitu:
[1].
Meninggalkan sebagian dari ab’adhus shalat (pekerjaan sunnah dalam shalat yang
buruk jika seseorang meniggalkannya).
[2].
Mengerjakan sesuatu yang membatalkan (padahal ia lupa), jika dikerjakan dengan
sengaja dan tidak membatalkan jika ia lupa.
[3].
Memindahkan rukun qauli (yang diucapkan) kebukan tempatnya.
[4].
Mengerjakan rukun Fi’li (yang diperbuat) dengan kemungkinan kelebihan.
فصل : أبعاض
الصلاة سبعة : التشهد الأول وقعوده ، والصلاة على النبي صلى
الله عليه
وسلم فيه ، والصلاة على الآل فى التشهد الأخير ، والقنوت ،
والصلاة
والسلام على النبي صلى الله علية وسلم وآله و صحبه فيه
Ab’adl
shalat ada tujuh, yaitu:
[1].
Tasyahud awal.
[2]. Duduk
tasyahud awal.
[3].
Shalawat untuk nabi Muhammad SAW ketika tasyahud awal.
[4].
Shalawat untuk keluarga nabi ketika tasyahud akhir.
[5]. Do’a
qunut.
[6]. Berdiri
untuk do’a qunut.
[7].
Shalawat dan Salam untuk nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat ketika do’a
qunut.
فصل : تبطل
الصلاة بأربع عشرة خصلة : بالحدث ، وبوقوع النجاسة إن لم تلق
حالا من غير
حمل ، وانكشاف العورة إن لم تستر حالا ، والنطق بحرفين أو حرف
مفهم عمدا ،
وبالمفطر عمدا ، والأكل الكثير ناسيا ، أو ثلاث حركات متواليات
ولو سهوا
والوثبة الفاحشة ، والضربة المفرطة ، وزيادة ركن فعلي عمدا ،
والتقدم على
إمامه بركنين فعليين ، والتخلف بهما بغير عذر ، ونية قطع الصلاة ، وتعليق قطعها بشيء
والتردد في
قطعها
Perkara yang
membatalkan shalat ada empat belas, yaitu:
[1].
Berhadats (seperti kencing dan buang air besar).
[2]. Terkena
najis, jika tidak dihilangkan seketika, tanpa dipegang atau diangkat (dengan
tangan atau selainnya).
[3]. Terbuka
aurat, jika tidak ditutupi seketika.
[4].
Mengucapkan dua huruf atau satu huruf yang dapat difahami secara sengaja.
[5].
Mengerjakan sesuatu yang membatalkan puasa secara sengaja.
[6]. Makan
yang banyak sekalipun lupa.
[7].
Bergerak dengan tiga gerakan berturut-turut sekalipun lupa.
[8].
Melompat (loncat) yang luas.
[9].
Bergerak yang sia-sia (berlebihan).
[10].
Menambah rukun fi’li secara sengaja.
[11].
Mendahului imam dengan dua rukun fi’li.
[12].
Terlambat (tertinggal dari mengikuti imam) dengan dua rukun fi’li tanpa udzur.
[13]. Niat
untuk membatalkan shalat.
[14].
Mensyaratkan berhenti shalat dengan sesuatu dan ragu dalam memberhentikannya.
فصل : الذي
يلزم فيه نية الإمامة أربع : الجمعة ، والمعاداة ، والمنذورة جماعة ، والمتقدمة في
المطر
Diwajibkan
bagi seorang imam berniat menjadi imam terdapat dalam empat shalat, yaitu:
[1].
Menjadi Imam Jumat.
[2].
Menjadi imam dalam shalat i’aadah (mengulangi shalat).
[3].
Menjadi imam shalat nazar berjama’ah.
[4].
Menjadi imam shalat jamak taqdim sebab hujan.
فصل : شروط
القدوة أحد عشر : أن لايعلم بطلان صلاة إمامه بحدث أو غيره , وأن لايعتقد
وجوب قضائها عليه ، وأن لا يكون مأموما ، ولا أميا ، وأن لايتقدم عليه في الموقف ، وأن يعلم
انتقالات إمامه ، وأن يجتمعا في مسجد أو في ثلثمائة ذراع تقريبا ، وأن ينوي
القدوة أو الجماعة ، وأن يتوافق نظم صلاتهما ، وأن لا يخالفه في سنة فاحشة
المخالفة . وأن يتابعه
Syarat –
Syarat ma`mum mengikut imam ada sebelas perkara, yaitu:
[1]. Tidak
mengetahui batal nya shalat imam dengan sebab hadats atau yang lain nya.
[2]. Tidak
meyakini bahwa imam wajib mengqadha` shalat tersebut.
[3]. Seorang
imam tidak menjadi ma`mum .
[4]. Seorang
imam tidak ummi (harus baik bacaannya).
[5]. Ma`mum
tidak melebihi tempat berdiri imam.
[6]. Harus
mengetahui gerak gerik perpindahan perbuatan shalat imam.
[7]. Berada
dalam satu masjid (tempat) atau berada dalam jarak kurang lebih tiga ratus
hasta.
[8]. Ma`mum
berniat mengikut imam atau niat jama`ah.
[9]. Shalat
imam dan ma`mum harus sama cara dan kaifiyatnya.
[10]. Ma`mum
tidak boleh berbeda dengan imam dalam perbuatan sunnah yang sangat berlainan
atau berbeda sekali.
[11]. Ma`mum
harus mengikuti perbuatan imam.
فصل : صور
القدوة تسع تصح في خمس : قدوة رجل برجل ، وقدوة امرأة برجل ،
وقدوة خنثى
برجل ، وقدوة امرأة بخنثى ، وقدوة امرأة بامرأة ، وتبطل في أربع : قدوة رجل
بامرأة ، وقدوة رجل بخنثى ، و قدوة خنثى بامرأة ، و قدوة خنثى
بخنثى
Gambaran
orang-orang dalam berjamaah.
Ada lima
golongan orang–orang yang sah dalam berjamaah, yaitu:
[1].
Laki-laki mengikut laki-laki.
[2].
Perempuan mengikut laki-laki.
[3]. Banci
mengikut laki-laki.
[4].
Perempuan mengikut banci.
[5].
Perempuan mengikut perempuan.
Ada empat
golongan orang-orang yang tidak sah dalam berjamaah, yaitu:
[1].
Laki-laki mengikuti perempuan.
[2].
Laki-laki mengikuti banci.
[3]. Banci
mengikuti perempuan.
[4]. Banci
mengikuti banci.
فصل : شروط
جمع التقديم أربعة : البداءة بالأولى ، و نية الجمع فيها ، و الموالاة بينهما ، و
دوام العذر
Syarat sah
jamak taqdim (menggabungkan dua shalat diwaktu yang pertama) ada empat, yaitu:
[1]. Di
mulai dari shalat yang pertama.
[2]. Niat
jamak (mengumpulkan dua shalat sekaligus).
[3].
Berturut-turut.
[4].
Udzurnya terus menerus.
فصل : شروط
جمع التأخير إثنان : نية التأخير ، وقد بقي من وقت الأولى مايسعها ، ودوام العذر
إلى تمام الثانية
Syarat Jamak
takkhir (menggabungkan dua shalat pada waktu shalat kedua) itu ada dua:
[1]. Niat
jamak takkhir, dan masih tersisa waktu shalat yang pertama seukuran muat
shalat.
[2]. Masih
tetap ada udzur hingga selesai shalat yang kedua.
فصل : شروط القصر
سبعة : أن يكون سفره مرحلتين ، وأن يكون مباحا ، والعلم بجواز القصر ، ونية القصر عند الإحرام
، و أن تكون الصلاة رباعية ، و دوام السفر إلى تمامها ، وأن لايقتدي بمتم
في جزء من صلاته
Syarat
Qashar (meringkaskan shalat) itu ada tujuh, yaitu:
[1]. Jauh
perjalanannya itu ada dua marhalah atau lebih ([8]0,[6][4]0 km atau perjalanan
sehari semalam).
[2].
Perjalanan yang di lakukan adalah safar mubah (bukan perjalanan yang didasari
niat mengerjakan maksiat).
[3].
Mengetahui hukum kebolehan qashar.
[4]. Niat
qashar ketika takbiratul ihram.
[5]. Shalat
yang di qashar adalah shalat ruba`iyah (tidak kurang dari empat rakaat).
[6].
Perjalanan terus menerus sampai selesai shalat tersebut.
[7]. Tidak
mengikuti dengan orang yang itmam (shalat yang tidak di qashar) dalam sebagian
shalat nya.
فصل : شروط
الجمعة ستة : أن تكون كلها في وقت الظهر ، وأن تقام في خطة
البلد ، وأن
تصلي جماعة ، وأن يكونوا أربعين أحرارا ذكورا بالغين مستوطنين ،
وأن لا
تسبقها ولا تقارنها جمعة في تلك البلد ، وأن يتقدمها خطبتان
Syarat-syarat
Jum’at ada enam, yaitu:
[1]. Khutbah
dan shalat Jum’at dilaksanakan pada waktu Dzuhur.
[2].
Kegiatan Jum’at tersebut dilakukan dalam batas desa.
[3].
Dilaksanakan secara berjamaah.
[4]. Jamaah
Jum’at minimal berjumlah empat puluh ([4]0) laki-laki merdeka, baligh dan
penduduk asli daerah tersebut.
[5]. Tidak
didahului oleh Jumatan yang lain dan juga tidak boleh bersamaan dengan jumatan
yang lain yang berada di dalam daerah tersebut.
[6].
Dilaksanakan secara tertib, yaitu dengan khutbah terlebih dahulu, disusul
dengan shalat Jum’at.
فصل ؛ أركان
الخطبتين خمسة : حمد الله فيهما ، والصلاة على النبي صلى الله
عليه وسلم فيهما
، والوصية بالتقوى فيهما ، وقراءة آية من القرآن في إحداهما ، والدعاء للمؤمنين والمؤمنات
في الأخيرة
Rukun
khutbah Jum’at ada lima, yaitu:
[1].
Mengucapkan “الحمد لله” dalam dua khutbah
tersebut.
[2].
Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam dua khutbah tersebut.
[3].
Berwasiat ketaqwaan kepada jamaah Jum’at dalam dua khutbah Jum’at tersebut.
[4]. Membaca
ayat Al-qur’an dalam salah satu khutbah.
[5].
Mendo’akan seluruh mukmin (umat muslim) pada akhir khutbah.
فصل : شروط
الخطبتين عشرة : الطهارة عن الحدثين الأصغر والأكبر ، والطهارة عن
النجاسة في
الثوب والبدن والمكان ، وستر العورة ، والقيام على القادر ،
والجلوس
بينهما فوق طمأنينة الصلاة ، والموالاة بينهما وبين الصلاة ، وأن
تكون
بالعربية ، وأن يسمعهما أربعون ، وأن تكون كلها في وقت الظهر
Syarat sah
khutbah jum’at ada sepuluh, yaitu:
[1]. Bersih
dari hadats kecil (seperti kencing) dan besar (seperti junub).
[2].
Pakaian, badan dan tempat bersih dari segala najis.
[3]. Menutup
aurat.
[4]. Khutbah
disampaikan dengan berdiri bagi yang mampu.
[5]. Kedua
khutbah dipisahkan dengan duduk ringan seperti tuma’ninah dalam shalat ditambah
beberapa detik.
[6]. Kedua
khutbah dilaksanakan dengan berurutan (tidak diselangi dengan kegiatan yang
lain, kecuali duduk).
[7]. Khutbah
dan sholat Jum’at dilaksanakan secara berurutan.
[8]. Kedua
khutbah disampaikan dengan bahasa Arab.
[9]. Khutbah
Jum’at didengarkan oleh [4]0 laki-laki merdeka, baligh serta penduduk asli
daerah tersebut.
[10].
Khutbah Jum’at dilaksanakan dalam waktu Dzuhur.
فصل : الذي
يلزم للميت أربع خصال : غسله ، وتكفينه ، والصلاة عليه ، ودفنه
Kewajiban
muslim terhadap saudaranya yang meninggal dunia ada empat perkara, yaitu:
[1].
Memandikannya.
[2].
Mengkafaninya.
[3].
Menshalatkannya (shalat jenazah).
[4].
Memakamkannya.
فصل : أقل الغسل
تعميم بدنه بالماء ، وأكمله أن يغسل سوأتيه ، وأن يزيل القذر
من أنفه ،
وأن يوضئه ، وأن يدلك بدنه بالسدر ، وأن يصب الماء عليه ثلاثا
Cara
memandikan seorang muslim yang meninggal dunia:
Minimal
(paling sedikit) adalah membasahi seluruh badannya dengan air.
Dan yang
lebih sempurna adalah dengan membasuh qubul dan duburnya, membersihkan
hidungnya dari kotoran, mewudhukannya, memandikannya sambil diurut/digosok
dengan air daun sidr (bidara) dan menyiramnya tiga ([3]) kali.
فصل : أقل
الكفن : ثوب يعمه ، وأكمله للرجال ثلاث لفائف ، وللمرأة قميص ، وخمار ، وإزار ،
ولفافتان
Cara
mengkafani:
Minimal:
dengan sehelai kain yang menutupi seluruh badan.
Adapun cara
yang sempurna bagi laki-laki: menutupi seluruh badannya dengan tiga helai kain.Sedangkan
untuk wanita yaitu dengan baju, khimar (penutup kepala), sarung dan [2] helai
kain.
فصل : أركان صلاة
الجنازة سبعة : الأول : النية ، الثاني : أربع تكبيرات ، الثالث : القيام على القادر ، الرابع
: قراءة الفاتحة ، الخامس : الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم بعد
الثانية ، السادس : الدعاء للميت بعد الثالثة ، السابع : السلام
Rukun shalat
jenazah ada tujuh ([7]), yaitu:
[1]. Niat
[2]. Empat
kali takbir.
[3]. Berdiri
bagi orang yang mampu.
[4]. Membaca
Surat Al-Fatihah.
[5]. Membaca
shalawat atas Nabi SAW sesudah takbir yang kedua.
[6]. Do’a
untuk si mayat sesudah takbir yang ketiga.
[7]. Salam.
فصل : أقل
الدفن : حفرة تكتم رائحته وتحرسه من السباع ، وأكمله قامة وبسطة ، ويوضع خده على
التراب ،
ويجب توجيهه إلى القبلة
Sekurang-kurang
menanam (mengubur) mayat adalah dalam lubang yang menutup bau mayat dan menjaganya
dari binatang buas. Yang lebih sempurna adalah setinggi orang dan luasnya,
serta diletakkan pipinya di atas tanah,dan wajib menghadapkannya ke arah
qiblat.
فصل : ينبش
الميت لأربع خصال : للغسل إذا لم يتغير ، ولتوجيهه إلى القبلة ،
وللمال إذا
دفن معه ، والمرأة إذا دفن جنينها معها وأمكنت حياته
Mayat boleh
digali kembali, karena ada salah satu dari empat perkara, yaitu:
[1]. Untuk
dimandikan apabila belum berubah bentuk.
[2]. Untuk
menghadapkannya ke arah qiblat.
[3]. Untuk
mengambil harta yang tertanam bersama mayat.
[4]. Wanita
yang janinnya tertanam bersamanya dan ada kemungkinan janin tersebut masih
hidup.
فصل :
الإستعانات أربع خصال : مباحة ، وخلاف الأولى ، ومكروهة ، وواجبة ،
فالمباحة هي
تقريب الماء ، وخلاف الأولى هي صب الماء على نحو المتوضئ ،
والمكروهة هي
لمن يغسل أعضاءه ،
والواجبة هي
للمريض عند العجز
Hukum
isti’anah (minta bantuan orang lain dalam bersuci) ada empat ([4]) perkara,
yaitu:
[1]. Boleh.
[2]. Khilaf
Aula.
[3]. Makruh
[4]. Wajib.
Boleh
(mubah) meminta untuk mendekatkan air. Khilaf aula meminta menuangkan air atas
orang yang berwudlu. Makruh meminta menuangkan air bagi orang yang membasuh
anggota-anggota (wudhu) nya. Wajib meminta menuangkan air bagi orang yang sakit
ketika ia lemah (tidak mampu untuk melakukannya sendiri).
فصل :
الأموال التي تلزم فيها الزكاة ستة أنواع : النعم ، والنقدان ،
والمعشرات ،
وأموال التجارة ، وواجبها ربع عشر قيمة عروض التجارة ، والركاز
،
والمعدن
Harta yang
wajib di keluarkan zakatnya ada enam macam, yaitu:
[1].
Binatang ternak.
[2]. Emas
dan perak.
[3].
Biji-bijian (yang menjadi makanan pokok).
[4]. Harta
perniagaan. Zakatnya yang wajib di keluarkan adalah [4]/[[1]0] dari harta
tersebut.
[5]. Harta
yang tertkubur.
[6]. Hasil
tambang.
فصل : يجب
صوم رمضان بأحد أمور خمسة : (أحدها ) بكمال شعبان ثلاثين يوما ، (وثانيها)
برؤية الهلال في حق من رآه وإن كان فاسقا (وثالثها) بثبوته في
حق من لم يره
بعدل شهادة (ورابعها) بإخبار عدل رواية موثوق به سواء وقع في
القلب صدقه
أم لا ، أوغير موثوق به إن وقع في القلب صدقه (وخامسها) بظن
دخول رمضان
بالإجتهاد فيمن اشتبه عليه ذلك
Ada [5]
perkara yang mewajibkan puasa Ramadlan, yakni :
[1].
Sempurnanya bulan Sya’ban selama [3]0 hari.
[2]. Melihat
hilal bulan Ramadlan pada malam hari.
Hal ini
berlaku bagi mereka/individu yang merasa melihat hilal, walaupun dia sendiri
mempunyai sifat fasiq atau kurang adil.
[3].
Meyakini seseorang yang melihat bulan.
Hal ini
berlaku bagi mereka yang tidak melihat bulan, namun ada kabar dari seseorang
yang adil kesaksiannya bahwa orang tersebut melihat bulan, lalu diyakini dan
diikuti.
Namun dengan
syarat, kesaksian orang tersebut harus ditetapkan oleh hukum/pemerintah, tidak
fasiq, bukan hamba sahaya dan harus laki-laki.
Dalil
tentang ini adalah hadits dari Ibnu Umar :
“Aku memberi
kabar kepada Rasulullah bahwa sesungguhnya aku bersaksi telah melihat hilal.
Lalu beliau
puasa dan memerintahkan kaumnya untuk berpuasa”.
[4]. Adanya
kabar berita bahwa Ramadlan telah tiba, yang dirasakan yakin kebenaran berita
itu di dalam hati, walaupun kabar tersebut berasal dari orang fasiq, hamba
sahaya atau pun anak kecil.
[5].
Sangkaan telah masuknya bulan Ramadlan melalui ijtihad/dugaan.
Contoh kasus
terhadap orang-orang yang hidup di hutan belantara atau penjara pengasingan.
فصل : شروط
صحته أربعة أشياء : إسلام ، وعقل ، ونقاء من نحو حيض ، وعلم بكون الوقت قبلا للصوم
Syarat sah
puasa Ramadhan ada empat ([4]) perkara, yaitu:
[1]. Islam.
[2].
Berakal.
[3]. Suci dari
seumpama darah haidh.
[4]. Dalam
waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa.
فصل : شروط
وجوبه خمسة اشياء : اسلام ، وتكليف ، وإطاقة ، وصحة ، وإقامة
Syarat wajib
puasa pada bulan Ramadlan ada lima perkara:
[1]. Islam
atau pernah memeluk Islam, sehingga termasuk wajib berpuasa orang yang murtad,
walaupun puasanya tidak sah.
[2]. Taklif,
artinya berakal dan balig, maka tidak wajib puasa bagi anak kecil, orang gila,
pingsan dan yang mabuk. Namun wajib mengqadha puasa bagi mereka yang pingsan
dan mabuk.
[3]. Kuat
berpuasa, maka tidak wajib berpuasa bagi mereka yang tak mampu seperti tua
renta dan yang sakit.
[4]. Sehat,
sehingga tidak wajib berpuasa bagi yang sakit jika sekiranya dengan puasa
tersebut bisa menambah parah penyakitnya.
[5]. Muqim,
maka diperbolehkan tidak berpuasa bagi yang melakukan perjalanan jauh dengan
syarat keberangkatan perjalanan tersebut harus sebelum fajar.
فصل : أركانه ثلاثة
أشياء : نية ليلا لكل يوم في الفرض ، وترك مفطر ذاكرا مختارا غير جاهل معذور ،
وصائم
Rukun puasa
adalah ada tiga perkara:
[1]. Niat di
waktu malam – antara maghrib sampai sebelum subuh setiap hari – dalam puasa
wajib seperti puasa Ramadlan, puasa qadha, puasa nadzar, puasa kifarat.
Tempatnya
niat adalah di dalam hati yakni menghadirkan hakikat puasa yaitu menahan diri
dari hal-hal yang membatalkan puasa di siang hari. Tidaklah cukup berniat hanya
dengan ucapan saja tanpa dengan hati, karena niat dengan ucapan hanyalah sunat,
yang dimaksudkan agar ucapan niat tersebut membantu dalam menghadirkan niat
yang sesungguhnya di dalam hati.
Adapun
ucapan niat yang disunatkan adalah:
نويت صوم غد
عن أداء فرض شهر رمضان هذه السنة لله تعالى
Nawaitu
shawma ghadin ‘an ada-i fardhi syahri Ramadhana hazihis sanati lillahi ta-‘ala.
“Saya niat
puasa esok hari daripada menunaikan fardhu bulan Ramadhan tahun ini karena
Allah Ta’ala”.
[2].
Meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa secara sadar tanpa paksaan serta
tidak bodoh yang dimaafkan syara’, seperti makan walaupun sedikit, minum walau
setetes, jima dan lainnya.
[3]. Orang
yang berpuasanya.
فصل : يجب مع
القضاء للصوم الكفارة العظمى والتعزير على من أفسد صومه في رمضان يوما كاملا بجماع
تام آثم به للصوم
ويجب
مع القضاء
الإمساك للصوم في ستة مواضع : الأول : في رمضان لافي غيره على
متعد بفطره ،
والثاني : على تارك النية ليلا في الفرض ، والثالث : على من
تسحر ظانا
بقاء الليل فبان خلافه ، والرابع : على من افطر ظانا الغروب فبان
خلافه ايضا ،
والخامس : على من بان له يوم ثلاثين من شعبان أنه من رمضان ،
والسادس :
على من سبقه ماء المبالغة من مضمضة واستنشاق
Diwajibkan
membayar kafarat beserta mengqhadha puasa, dan teguran terhadap orang yang
membatalkan puasanya di bulan Ramadhan satu hari penuh dengan sebab menjima’
lagi berdosa sebabnya,dan wajib menahan makan dan minum ketika batal puasanya
beserta mengqadlanya pada enam tempat:
[1]. Dalam
bulan Ramadhan bukan selainnya, terhadap orang yang sengaja membatalkannya.
[2].
Terhadap orang yang meninggalkan niat pada malam hari untuk puasa yang Fardlu.
[3].
Terhadap orang yang bersahur karena menyangka masih malam, kemudian diketahui
bahwa Fajar telah terbit.
[4].
Terhadap orang yang berbuka karena menduga Matahari sudah tenggelam, kemudian
diketahui bahwa Matahari belum tenggelam.
[5].
Terhadap orang yang meyakini bahwa hari tersebut akhir Sya’ban tanggal
tigapuluh, kemudian diketahui bahwa awal Ramadhan telah tiba.
[[6]].
Terhadap orang yang terlanjur meminum air dari kumur-kumur atau dari air yang
dimasukkan ke hidung.
فصل : يبطل
الصوم : بردة ، وحيض ، ونفاس ، أو ولادة ، وجنون ولو لحظة ، وبإغماء ، وسكر تعدى
به إن عمَّا جميع النهار
Batal puasa
seseorang dengan beberapa macam, yaitu:
–
Sebab-sebab murtad.
– Haidh.
– Nifas.
–
Melahirkan.
– Gila
sekalipun sebentar.
– Pingsan
dan mabuk yang sengaja jika terjadi yang tersebut di siang hari pada umumnya.
فصل :
الإفطار في رمضان أربعة انواع : واجب كما في الحائض والنفساء ،
وجائز كما في
المسافر والمريض ولاولاكما في المجنون ، ومحرم كمن أخر قضاء
رمضان مع
تمكنه حتى ضاق الوقت عنه
وأقسام الإفطار
أربعة أيضا ما يلزم فيه القضاء والفدية وهو اثنان :
الأول : الإفطار لخوف على غيره ، والثاني : الإفطار مع تأخير قضاء مع
إمكانه حتى يأتي رمضان آخر ، وثانيها مايلزم فيه القضاء دون الفدية وهو
يكثر كمغمى عليه ، وثالثها ما يلزم فيه الفدية دون القضاء وهوشيخ كبير ،
ورابعها لا ولا وهو المجنون الذي لم يتعد بجنونه
Membatalkan
puasa di siang Ramadhan terbagi empat macam, yaitu:
[1].
Diwajibkan, sebagaimana terhadap wanita yang haid atau nifas.
[2].
Diharuskan, sebagaimana orang yang berpergian dan orang yang sakit.
[3]. Tidak
diwajibkan, tidak diharuskan, sebagaimana orang yang gila.
[4].
Diharamkan (ditegah), sebagaimana orang yang menunda qhadha Ramadhan, padahal
mungkin dikerjakan sampai waktu qhadha tersebut tidak mencukupi.
Kemudian
terbagi orang-orang yang telah batal puasanya kepada empat bagian, yaitu:
[1]. Orang
yang diwajibkan qhadha dan fidyah, seperti perempuan yang membatalkan puasanya
karena takut terhadap orang lain saperti bayinya. Dan seperti orang yang
menunda qhadha puasanya sampai tiba Ramadhan berikutnya.
[2]. Orang
yang diwajibkan mengqhadha tanpa membayar fidyah, seperti orang yang pingsan.
[3]. Orang
yang diwajibkan terhadapnya fidyah tanpa mengqhadha, seperti orang yang sangat
tua yang tidak kuasa.
[4]. Orang
yang tidak diwajibkan mengqhadha dan membayar fidyah, seperti orang gila yang
tidak disengaja.
فصل : الذي
لا يفطِر مما يصل إلى الجوف سبعة أفراد : مايصل إلى الجوف
بنسيان ، أو
جهل ، أو إكراه ، وبجريان ريق بما بين أسنانه وقد عجز عن مجه
لعذره ، وما
وصل إلى الجوف وكان غبار طريق ، وما وصل إليه وكان غربلة دقيق ،
أوذبابا
طائرا أو نحوه
Perkara-perkara
yang tidak membatalkan puasa sesudah sampai ke rongga mulut ada tujuh macam,
yaitu:
[1]. Ketika
kemasukan sesuatu seperti makanan ke rongga mulut dengan lupa.
[2]. Atau
tidak tahu hukumnya.
[3]. Atau
dipaksa orang lain.
[4]. Ketika
kemasukan sesuatu ke dalam rongga mulut, sebab air liur yang mengalir diantara
gigi-giginya, sedangkan ia tidak mungkin mengeluarkannya.
[5]. Ketika
kemasukan debu jalanan ke dalam rongga mulut.
[6].
Ketika kemasukan sesuatu dari ayakan tepung ke dalam rongga mulut.
[7].
Ketika kemasukan lalat yang sedang terbang atau seumpamanya ke dalam rongga
mulut.
والله أعلم
بالصواب نسأل الله الكريم بجاه نبيه الوسيم ، أن يخرجني من
الدنيا مسلما
، ووالدي وأحبائي ومن إلي انتمي ، وان يغفر لي ولهم مقحمات
ولمما ، وصلى
الله على سيدنا محمد بن عبد الله بن عبد المطلب بن هاشم بن
عبد مناف
رسول الله إلى كافة الخلق رسول الملاحم ، حبيب الله الفاتح الخاتم
،
وآله وصحبه أجمعين ، والحمد لله رب العالمين
تم بعون الله
تعالى متن سفينة النجا
Dan Allah
Yang Maha Mengetahui dengan kebenaran.
Kami memohon
kepada Allah Yang Maha Mulia dengan kemegahan Nabi-Nya yang paling tampan,
semoga aku dikeluarkan dari dunia dalam keadaan Islam dan kedua orangtua ku,
orang-orang yang aku cintai, dan orang-orang yang mencintai aku, semoga
diberikan keampunan untukku dan untuk mereka – selaku orang yang hina dan penuh
kekurangan.
Semoga
Rahmat Allah atas Tuan kami Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin
Hasyim bin ‘Abdi Manaf utusan Allah kepada semua makhluk Rasul Yang Terbaik
Kekasih Allah Yang Maha Perkasa lagi Yang Maha Sempurna, dan atas keluarganya
dan sahabatnya semua,dan segala jenis puji itu khusus untuk Allah Tuhan
Pemelihara seluruh alam.Telah tammat Matan Safinah An-Naja dengan berkat
pertolongan Allah Ta’ala.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik