Saturday 7 May 2016

Benarkah Saya Mengenal Tuhan ? Siapa TUHAN ?


bujairimi.blogspot.co.id

MISTERI TUHAN

Seperti biasa, setiap kali berjumpa dengan  JERI (nama panggilan untuk
Bujairimi yang suka nongkrong di warkop Wifi, bahkan sampai jam 4 pagi) TEUNGKU
(panggilan untuk Iskandar Neuheun, yang merupakan teman sekaligus guru bagi JERI atau istilah umum untuk guru ngaji daerah Aceh) selalu berdiskusi bahkan sampai berdebat tentang apa saja, walaupun terkadang konyol.

Kali ini TEUNGKU membahas tentang Tuhan yang nyaris tidak dapat difahami oleh Jeri.
Langsung saja kita baca perkataan dari TEUNGKU yang diselingi dengan perkataan dari Jeri.

Teungku :  Dunia semakin canggih, informasi begitu mudah diperoleh melalui internet.
Aku mencari artikel tentang cara mengenal Tuhan melalui mesin pencari Google,aku browsing kesana kemari, berbagai blog aku usahakan untuk membacanya.

Tidak ada satupun artikel dari berbagai blog yang bisa membuat aku dapat mengenal Tuhan.
Lalu aku beralih kepada buku-buku. Aku berusaha membaca buku-buku yang aku miliki terutama buku tauhid yang membahas tentang Tuhan.

Tujuan aku adalah untuk memahami dan mengetahui serta mengenali
tentang siapa Tuhan.

Mulai dari buku Aqidah Al-Islamiyah, Matan As-Sanusi, Tijan Ad-Darari, Kifayah Al ’Awam, Hud-hudi, sampai dengan Umm Al-Barahin dengan syarahnya Ad-Dusuqiy. Dengan bahasa Arab yang sangat sulit untuk dipelajari dan difahami.Butuh waktu yang lama untuk memahaminya.

Di dalam buku-buku tersebut yang dijelaskan adalah Allah - Nama Tuhan dengan sifat-sifat-Nya.
Baik  sifat yang wajib, mustahil maupun yang jaiz (harus). Artinya, orang yang membaca buku tersebut adalah muslim yang memang sudah muslim yang dipaksakan untuk memahami tentang Allah.

Kalau orang yang non-muslim membaca buku-buku tersebut untuk mengenal
sifat-sifat Allah, justru tidak dapat menemukan Tuhan sama sekali.

Kalau belajar di pesantren untuk bisa menterjemahkan buku-buku
tersebut, butuh waktu bertahun-tahun.
Apalagi butuh perjuangan untuk memahaminya dengan benar-benar mampu
menguasai ilmu nahwu dan sharafnya.

Untuk mengenal siapa Tuhan, butuh waktu bertahun-tahun belajar buku
berbahasa Arab? Memangnya mau jadi guru bahasa Arab, apa?

Jika Tuhan dapat dikenali melalui internet, lalu bagaimana dengan
orang yang “buta internet”?

Jika Tuhan dapat dikenali melalui buku, lalu bagaimana dengan orang
yang “buta huruf”?

Jika Tuhan dapat dikenali melalui ceramah, lalu bagaimana dengan orang
yang tuli?

Jika Tuhan dapat dikenali melalui gambar-gambar, lalu bagaimana dengan
orang yang buta matanya?

Jadi, bukan melalui internet, bukan melalui buku, bukan melalui suara,
dan bukan melalui gambar untuk bisa mengenal tentang siapa Tuhan.


Sekarang Teungku bertanya:

Seseorang yang bertahun-tahun telah membaca buku yang berbahasa Arab
yang super sulit itu, apakah sudah bisa mengenal Tuhan?

Jangan sampai mempersulit diri sendiri untuk mengenal Tuhan.
Jangan mencari dalil apa pun tentang Tuhan.
Mengapa?

Jika butuh dalil dari Al-Qur'an, apakah kamu mau membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang sifat Allah? Setelah kamu membaca puluhan ayat yang menjelaskan tentang sifat Allah, apakah kamu dapat mengenal Tuhan?

Apakah kamu dapat mengenal Tuhan dengan cara membaca dan mendengar
doktrin teologi dari orang lain?

Bagi muslim, ustadz nya atau kyai nya atau habib nya, apakah sudah
mengenal Tuhan?

Sebagai anak muda yang cerdas, coba pergunakan fungsi otak kita untuk mengenal Tuhan tanpa melalui internet, tanpa melalui buku, tanpa melalui dikte doktrin teologi guru. Bisa? Jangan cari tau dari mana pun. Karena pengetahuan yang kamu dapatkan itu bisa benar dan bisa salah.

Sederhana saja.

Jika belajar kepada seorang guru. Guru juga sama dengan kita, yang
masih butuh kepada buku dan butuh kepada guru yang lain lagi.

JERI:        Kok tidak boleh berguru? Bukankah ada hadits:


من لا شيخ له فشيطان شيخه


Barangsiapa yang tidak ada guru baginya, maka syaitan itulah gurunya......?

Teungku:         Apakah Nabi Ibrahim punya guru?
Nabi Ibrahim itu mengenal Tuhan bukan melalui guru, orang tua angkatnya yang merawatnya sedari kecil saja adalah orang yang memahat patung berhala yang dijadikan sebagai Tuhan.

Nabi Ibrahim itu mengenal Tuhan dengan cara mempergunakan fungsi otaknya, tanpa melalui doktrin dari orang lain. Jika Nabi Ibrahim saja mampu mengenal Tuhan, yang hidupnya di zaman purba. Apalagi kita yang hidup di zaman modern?


Aku ulangi lagi pertanyaan:

Apakah mesti belajar membaca buku berbahasa Arab dan butuh waktu
puluhan tahun untuk bisa mengenal Tuhan?

Apakah mesti mendengar penjelasan dari sang ustadz, sang kyai,
dan sang habib untuk dapat mengenal Tuhan?

Apakah mesti mampu menterjemahkan semua buku tauhid berbahasa Arab
untuk bisa mengenal Tuhan?

Apakah buku Aqidah Al-Islamiyah, Matan As-Sanusi, Tijan Ad-Darari,
Kifayah Al ’Awam, Hud-hudi, sampai dengan Umm Al-Barahin dengan
syarahnya Ad-Dusuqiy, kamu terjemahkan semua untuk bisa mengenal
Tuhan?

Apakah setelah kamu terjemahkan semua buku tersebut, kamu bisa mengenal Tuhan?

Jeri:  Ada yang berpendapat bahwa untuk mengenal Tuhan itu
mesti mampu menghafal sifat 20.

Teungku : Jika kamu sudah mampu untuk menghafal semua sifat
20 itu, apakah kamu sudah bisa mengenal Tuhan?

Jeri : Lalu bagaimana caranya untuk bisa mengenal Tuhan?
Teungku : Pergunakan akalmu!

Jeri : Ada yang mengatakan bahwa, jika akal itu bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadits maka tinggalkan akal dan ambillah Al-Qur'an dan hadits!

Teungku : Kembali lagi kepada kisah Nabi Ibrahim. Apakah Nabi Ibrahim salah dalam mempergunakan akalnya?

Jeri :  Bukankah kisah Nabi Ibrahim juga dikisahkan dalam Al-Qur'an, seperti pernyataan Al-Qur'an dalam surah Yusuf ayat 3:


نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ أَحۡسَنَ ٱلۡقَصَصِ بِمَآ أَوۡحَيۡنَآ
إِلَيۡكَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ
ٱلۡغَٰفِلِينَ

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.”

Jadi, Nabi Muhammad saja tidak mengetahui tentang kisah Nabi Ibrahim seandainya tidak dicantumkan dalam Al-Qur'an. Bagaimana mungkin bisa menggunakan akal tanpa mengikuti Al-Qur'an dan hadits?

Teungku : Lha, Itu kan karena kamu mau membaca buku, mau membaca Al-Qur'an.

Pertanyaan nya Jeri (Bujairimi yang baik hati) apakah kamu bisa
mengenal Tuhan dengan perantaraan membaca, melihat, dan mendengar?
Lalu bagaimana dengan orang yang “buta huruf”, yang buta matanya, dan
yang tuli telinganya?????

Jika orang yang bisa melihat, bisa mendengar, dapat mengenal dan menemukan Tuhan.
Bagaimana dengan orang yang buta dan tuli? Apakah Tuhan itu hanya dapat dikenali oleh orang yang sehat mata dan telinganya saja? Sedangkan orang yang cacat mata dan telinganya tidak dapat mengenali Tuhan????


Itu sama seperti surah An-Nisa ayat 59:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ
ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ
فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ
بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا


Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
.”
akibatnya.


Orang yang sudah beriman, lalu di suruh taat. Jika berselisih pendapat, di suruh kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah. Yang jadi masalah adalah : Bagaimana bisa beriman, bagaimana bisa
taat??? Kenal saja belum!


Jangan mencari dalil tentang Tuhan dari mana pun, apalagi dari Al-Qur'an.
Nanti kamu bisa jadi seperti orang-orang Ahli Kitab (Yahudi) semasa
Rasulullah, yang disebut dalam surah An-Nisa ayat 153:


يَسۡ‍َٔلُكَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ أَن تُنَزِّلَ عَلَيۡهِمۡ كِتَٰبٗا مِّنَ
ٱلسَّمَآءِۚ فَقَدۡ سَأَلُواْ مُوسَىٰٓ أَكۡبَرَ مِن ذَٰلِكَ
فَقَالُوٓاْ أَرِنَا ٱللَّهَ جَهۡرَةٗ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ
بِظُلۡمِهِمۡۚ ثُمَّ ٱتَّخَذُواْ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ
ٱلۡبَيِّنَٰتُ فَعَفَوۡنَا عَن ذَٰلِكَۚ وَءَاتَيۡنَا مُوسَىٰ سُلۡطَٰنٗا
مُّبِينٗا


Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah
Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa
yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah
kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena
kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada
mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang
demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata
.”

Jeri : Kok tidak boleh mencari dalil dari Al-Qur'an?
Bukankah ada hadits:


تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ
بِـهِمَا كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ رواه مالك

"Telah kutinggalkan dua perkara. Kalian TIDAK AKAN SESAT selama
berpedoman pada dua perkara ini. Dua perkara tersebut adalah
Kitabillah (Al-Quran) dan Sunnah Nabi-Nya (HR. Malik).....
?

Teungku :  Lha, itu kan karena kamu sudah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sama seperti surah An-Nur ayat 62:


إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ
وَإِذَا كَانُواْ مَعَهُۥ عَلَىٰٓ أَمۡرٖ جَامِعٖ لَّمۡ يَذۡهَبُواْ
حَتَّىٰ يَسۡتَ‍ٔۡذِنُوهُۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَ‍ٔۡذِنُونَكَ
أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ فَإِذَا
ٱسۡتَ‍ٔۡذَنُوكَ لِبَعۡضِ شَأۡنِهِمۡ فَأۡذَن لِّمَن شِئۡتَ مِنۡهُمۡ
وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمُ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ


Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada
bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan
pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin
kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu
(Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu
keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara
mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
.”


Yang jadi masalahnya Jeri (Bujairimi yang baik hati), bagaimana bisa
beriman? Kenal saja belum???


Apakah dengan cara membaca seluruh isi Al-Qur'an dan terjemahannya,
kamu bisa mengenal Tuhan?????

Ini lagi, surah Ali Imran ayat 31:


قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ
ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ


Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang
.”


Masalahnya Jeri, bagaimana bisa mencintai Allah? Kenal saja tidak?!
Apakah kamu terpaksa mencintai seseorang yang sama sekali tidak kamu kenal???
Begitu pula dengan Tuhan, apakah kamu terpaksa mencintai Tuhan yang
sama sekali tidak kamu kenal?
Kamu mengenal Tuhan dulu, sebelum kamu mentaati dan mencintai-Nya.

Jeri :  Aku jadi bingung. Soalnya Teungku bilang, tidak boleh mencari dalil tentang Tuhan itu melalui buku, tidak boleh melalui guru dan tidak boleh melalui Al-Qur'an.

Lalu mengapa ada hadits:


طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.”

Dan hadits:

أطلبوا العلم ولو بالصين فإن طلب العلم فريضة على كل مسل

Tuntutlah ilmu meskipun di China, karena menuntut ilmu adalah wajib
atas setiap muslim
.”

Dan ada ucapan Ibnu Ruslan:


لا يصح العبادة إلا بمعرفة معبوده


Tidak sah beribadah kecuali dengan mengenal Tuhannya.

Bukankah semuanya mesti melalui guru dan melalui buku?
Bukankah Allah saja menyuruh kita untuk membaca, seperti dalam
firman-Nya surah Al-’Alaq ayat 1:


ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.....


Teungku : Begini. Aku buat contoh. Ketika seseorang ingin mengenal Ir. Soekarno (sang proklamator kemerdekaan Indonesia). Lalu kamu mencari di mesin pencari Google, lalu muncul berbagai blog dan juga Wikipedia, seseorang tersebut menghabiskan waktu untuk membaca tentang biografi sang tokoh yang ingin di kenali tersebut. Tidak cukup melalui internet, seseorang tersebut juga membaca buku berbagai buku tentang kehidupan Ir. Soekarno tersebut. Seperti buku Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dari usia Sekolah Dasar sampai usia Perguruan Tinggi, kamu habiskan waktu untuk mengenal tokoh proklamator
kemerdekaan tersebut.

Teungku : Pertanyaannya,Apakah kamu dapat mengenal Ir. Soekarno tokoh Proklamator itu?Apakah kamu dapat mengenal dia melalui internet? Atau melalui buku?
Atau melalui cerita dari mulut ke mulut????
Hakikatnya kamu tidak dapat mengenal dia. Iya, kan?

Kamu hanya percaya kepada apa yang telah kamu baca, kepada apa yang
kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat.
Iya, kan?

Begitu juga dengan tentang Tuhan. Kamu hanya percaya kepada apa yang telah kamu baca, apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat.Iya, kan?

Sebagai contoh doktrin yang telah sering kamu dengar, lihat dan baca,
kutipan dari surah Az-Zumar ayat 6:


خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا
وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡأَنۡعَٰمِ ثَمَٰنِيَةَ أَزۡوَٰجٖۚ يَخۡلُقُكُمۡ
فِي بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡ خَلۡقٗا مِّنۢ بَعۡدِ خَلۡقٖ فِي ظُلُمَٰتٖ
ثَلَٰثٖۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ لَهُ ٱلۡمُلۡكُۖ لَآ إِلَٰهَ
إِلَّا هُوَۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ



“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan
daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut
ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat)
demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan.
Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?


Dari ayat tersebut dapat kamu ketahui bahwa Allah adalah Tuhan kamu.
Dan kamu tidak dapat berdebat dan menentang doktrin tersebut, karena
Al-Qur'an akan menolak perdebatan kamu dan men-cap kamu sebagai kafir.
Coba lihat surah Ghafir / Al-Mukmin ayat 4:


مَا يُجَٰدِلُ فِيٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَا
يَغۡرُرۡكَ تَقَلُّبُهُمۡ فِي ٱلۡبِلَٰدِ


Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali
orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka
dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu
.”


Iya, kan?

Dan ini lagi yang membuat kamu sangat yakin kepada Allah dan
Al-Qur'an, surah Ghafir / Al-Mukmin ayat 66:


قُلۡ إِنِّي نُهِيتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ
ٱللَّهِ لَمَّا جَآءَنِيَ ٱلۡبَيِّنَٰتُ مِن رَّبِّي وَأُمِرۡتُ أَنۡ
أُسۡلِمَ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ


Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang menyembah
sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang kepadaku
keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan supaya
tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam
.”


Padahal keterangan-keterangannya semua berasal dari Al-Qur'an yang
berbahasa Arab yang dipaksakan untuk dipelajari.
Coba lihat surah Fushilat ayat 3:


كِتَٰبٞ فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥ قُرۡءَانًا عَرَبِيّٗا لِّقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ

Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab,
untuk kaum yang mengetahui
.”

Memangnya, kamu mengerti bahasa Arab?

Dan anehnya lagi, masih dalam surah yang sama Fushilat ayat 41:



إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِٱلذِّكۡرِ لَمَّا جَآءَهُمۡۖ وَإِنَّهُۥ
لَكِتَٰبٌ عَزِيزٞ



"Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu
datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya
Al Quran itu adalah kitab yang mulia
.”


Karena kamu sudah ter-doktrin dengan buku-buku teologi (tauhid) dan
ayat-ayat Al-Qur'an, maka kamu terpaksa dan di paksa serta memaksakan
diri untuk BERIMAN. Padahal kamu tidak mengenal Allah dan Tuhan.
Iya, kan???


Dan kamu pasti takut untuk membantah tentang Allah. Karena ada
peringatan dari surah Asy-Syuuraa ayat 16:


وَٱلَّذِينَ يُحَآجُّونَ فِي ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا ٱسۡتُجِيبَ لَهُۥ
حُجَّتُهُمۡ دَاحِضَةٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَعَلَيۡهِمۡ غَضَبٞ وَلَهُمۡ
عَذَابٞ شَدِيدٌ

Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu
diterima maka bantahan mereka itu sia-sia saja, di sisi Tuhan mereka.
Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka azab yang sangat
keras
.”


Dan lebih parah lagi adalah orang yang berpaling dari Al-Qur'an itu
akan menjadi teman karibnya syaitan.
Coba lihat surah Az-Zukhruf ayat 36:


وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ
لَهُۥ قَرِينٞ

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah
(Al-Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka
syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya
.”

Kamu semakin takut untuk berpaling dari doktrin Al-Qur'an, kan? Kamu
semakin yakin kepada pelajaran Al-Qur'an.
Iya, kan?

Tapi hakikatnya, apakah kamu sudah dapat mengenal Tuhan????
Atau justru hawa nafsu kamu yang kamu jadikan sebagai tuhan?
Seperti dalam surah Al-Jatsiyah ayat 23:


أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ
عَلَىٰ عِلۡمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ
بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا
تَذَكَّرُونَ


“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan
Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan
tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya
petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran?”



Paman Nabi Muhammad yaitu Abu Thalib yang selalu mencintai dan
dicintai Nabi Muhammad saja tidak dapat menemukan Tuhan.

Coba lihat surah Al-Qashash ayat 56:


إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن
يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ


Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk
.”

Dan bagi orang yang kafir justru menganggap Al-Qur'an ini sebagai
dongeng orang-orang terdahulu.
Coba lihat surah Al-Anfaal ayat 31:


وَإِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُنَا قَالُواْ قَدۡ سَمِعۡنَا لَوۡ
نَشَآءُ لَقُلۡنَا مِثۡلَ هَٰذَآ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّآ أَسَٰطِيرُ
ٱلۡأَوَّلِينَ


Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata:
"Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau
kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini,
(Al-Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang
purbakala
".


Dan lebih parah lagi mereka meminta agar dihujani dengan batu dan azab
yang pedih.
Surah Al-Anfaal ayat 32:


وَإِذۡ قَالُواْ ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ
فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا حِجَارَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا
بِعَذَابٍ أَلِيمٖ


Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya
Allah, jika betul (Al-Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau,
maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada
kami azab yang pedih".


Jadi kesimpulannya adalah hanya beriman kepada Allah.
Beriman kepada Allah dan beriman kepada Al-Qur'an.
Karena makhluk yang paling buruk adalah kafir yang tidak mau beriman.
Coba lihat surah Al-Anfaal ayat 55:


إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَهُمۡ لَا
يُؤۡمِنُونَ


Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah
orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman
.”

Namun dalam iman itu tidak boleh dicampurkan dengan syirik.
Coba lihat surah Al-An’am ayat 82-83:


ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ
أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ


Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk
.”


وَتِلۡكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيۡنَٰهَآ إِبۡرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦۚ
نَرۡفَعُ دَرَجَٰتٖ مَّن نَّشَآءُۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٞ

Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa
derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.



Jadi, kamu menjadi beriman kepada Allah karena Al-Qur'an?
Dan Al-Qur'an pun tidak boleh diingkari. Karena orang yang
mengingkarinya disebut sebagai orang yang fasik.
Coba lihat surah Al-Baqarah ayat 99:


وَلَقَدۡ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ءَايَٰتِۢ بَيِّنَٰتٖۖ وَمَا يَكۡفُرُ
بِهَآ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas;
dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik
.”


Jeri :  Mengapa mesti kepada Nabi Muhammad Allah menurunkan Al-Qur'an? Dan mengapa tidak ada tanda kekuasaan Allah pada kita?


Teungku : Hehehe. Jeri..... Jeri..... Kamu ini persis seperti yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 118:


وَقَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ لَوۡلَا يُكَلِّمُنَا ٱللَّهُ أَوۡ
تَأۡتِينَآ ءَايَةٞۗ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِم مِّثۡلَ
قَوۡلِهِمۡۘ تَشَٰبَهَتۡ قُلُوبُهُمۡۗ قَدۡ بَيَّنَّا ٱلۡأٓيَٰتِ
لِقَوۡمٖ يُوقِنُونَ


Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak
(langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya
kepada kami?" Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah
mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya
Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang
yakin
.”


Dari sekian banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang telah aku sebutkan itu adalah menyuruh kamu untuk beriman dan yakin kepada Allah berdasarkan Al-Qur'an.

Dan ini satu lagi, surah Al-Baqarah ayat 257:


ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ
إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ
يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ أُوْلَٰٓئِكَ
أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ


Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang
kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka
daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya
.”


Al-Qur'an hanya menyuruh kamu untuk beriman!

Nabi Muhammad saja tidak dapat memberikan petunjuk kepada orang lain.
Coba lihat surah Al-Baqarah ayat 272:


۞لَّيۡسَ عَلَيۡكَ هُدَىٰهُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۗ
وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَلِأَنفُسِكُمۡۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا
ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ ٱللَّهِۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يُوَفَّ
إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ


Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi
Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di
jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah
kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah.
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan
diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan
dianiaya (dirugikan)
.”


Jeri : Bagaimana Allah memberi petunjuk kepada kita?

Teungku : Coba lihat surah Ali Imran ayat 101:


وَكَيۡفَ تَكۡفُرُونَ وَأَنتُمۡ تُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتُ ٱللَّهِ
وَفِيكُمۡ رَسُولُهُۥۗ وَمَن يَعۡتَصِم بِٱللَّهِ فَقَدۡ هُدِيَ إِلَىٰ
صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ


Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah
dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu?
Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka
sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus
.”

Jadi untuk memperoleh petunjuk itu adalah dengan berpegang teguh kepada agama Allah, yaitu Islam berdasarkan Al-Qur'an. Lho. Kok aku yang menjelaskan tentang ayat-ayat Al-Qur'an. Bukankah tadi aku yang menyuruh kamu untuk mempergunakan akalmu?????
Hehehe........

Jeri : Lalu......?
Teungku : Bukankah Allah menyuruh kamu untuk mempergunakan akalmu untuk mengenal-Nya dan agar kamu beriman kepada-Nya?
Coba lihat surah Ali Imran ayat 190-194:


إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ
وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”



ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ


“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka
.”


رَبَّنَآ إِنَّكَ مَن تُدۡخِلِ ٱلنَّارَ فَقَدۡ أَخۡزَيۡتَهُۥۖ وَمَا
لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ


Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam
neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi
orang-orang yang zalim seorang penolongpun
.”


رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِيٗا يُنَادِي لِلۡإِيمَٰنِ أَنۡ
ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمۡ فَ‍َٔامَنَّاۚ رَبَّنَا فَٱغۡفِرۡ لَنَا
ذُنُوبَنَا وَكَفِّرۡ عَنَّا سَيِّ‍َٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ
ٱلۡأَبۡرَارِ


Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru
kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun
beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan
hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami
beserta orang-orang yang banyak berbakti
.”


رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخۡزِنَا
يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ إِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ


Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami
dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan
kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.
"


Kamu faham, kan sekarang?

Dengan menggunakan akalmu, kamu perhatikan tentang bagaimana penciptaan alam semesta ini, maka kamu akan mengenal Tuhan dan menemukan Tuhan. Sama seperti Nabi Ibrahim yang mempergunakan akalnya dalam memperhatikan alam semesta. Ketika Nabi Ibrahim melihat kepada bulan, lalu beliau menganggap bulan itu adalah Tuhan. Ketika datang siang, bulan pun hilang. Nabi Ibrahim mengingkari terhadap Tuhan yang menghilang, yaitu bulan. Muncullah matahari yang lebih besar dari bulan. Nabi Ibrahim pun menganggap matahari itu sebagai Tuhan, karena lebih besar. Namun ketika malam tiba, matahari pun tenggelam. Lalu Nabi Ibrahim pun berkata, “aku tidak percaya kepada Tuhan yang timbul-tenggelam dan yang muncul-menghilang.”

Jadi, Nabi Ibrahim hanya mempergunakan fungsi akalnya.
Iya, kan

Dan bukankah sudah pula banyak ilmuwan-ilmuwan barat yg sudah masuk islam karena “akalnya” ?


*Penulis : Iskandar Neuheun

Unknown Web Developer

Blog idiots yg membahas tentang pengetahuan, tentang islam , multimedia , graphic design dan photography.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik