Saturday 21 May 2016

ISTIDRAJ ( Maksiat Jalan Terus Rezeki Lancar Terus )




MAKSIAT JALAN TERUS, TAPI REZEKI LANCAR ?
 
Belum tentu orang yang diluaskan rezekinya, ia berarti dimuliakan. Sebaliknya orang yang disempitkan rezekinya, belum tentu ia dihinakan.
 
Kita tidak bingung kenapa ada diantara mereka yang gemar bermaksiat dan melakukan mungkarat (hal-hal yang dibenci Allah), tapi rezekinya lancar, pendukungnya banyak, bisnisnya dimana-dimana, intinya soal urusan dunia seakan tidak masalah baginya.

Tapi yang kita bingungkan kenapa muslim, tidak dengki untuk mengikuti saudaranya, muslim yang tetap istiqamah dalam ibadah dan munajat, walaupun kehidupan ekonominya serba kekurangan. (inilah keimanan yang patut ditiru).

Kelebihan diatas sudah dijelaskan, seperti istidraj dalam islam.
Istidraj adalah suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.

Jadi ketahuilah bahwa, ketika Allah membiarkan kita :
 1. Sengaja meninggalkan shalat.
 2. Sengaja meninggalkan puasa.
 3. Tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat dan membuka aurat.
 4. Berat untuk bershadaqah.
 5. Merasa bangga dengan apa yang dimiliki.
 6. Mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah.
 7. Menganggap enteng perintah- perintah Allah.
 8. Merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat.
 9. Tidak mau menuntut ilmu syar’i.
 10. Tidak mendapatkan cinta kepada Rasulullah.
 11. Punya Handphone (media seluller) apapun, internet tapi tidak bisa berdakwah / menggunakannya supaya bermanfaat.
 10. Lupa akan kematian.

Tetapi Allah tetap memberikan kita :
 1. Harta yang berlimpah.
 2. Kesenangan terus menerus.
 3. Dikagumi dan dipuja puji banyak orang.
 4. Tidak pernah diberikan sakit.
 5. Tidak pernah diberikan musibah.
 6. Hidupnya aman-aman saja.

Hati-hati karena semuanya itu adalah istidraj. Ini merupakan bentuk kesengajaan dan pembiaran yang dilakukan Allah pada hamba-Nya yang sengaja berpaling dari perintah-perintah Allah, Allah menunda segala bentuk adzab-Nya.

Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan semakin diperbudak dunia, Allah membuatnya lupa pada kematian.

Jangan dulu merasa aman, nyaman, tentram dengan hidup kita saat ini, seolah hidup kita penuh berkah dari Allah, lihat diri kita.

Bila semua kesenangan yang Allah titipkan tapi justru membuat kita semakin jauh dari Allah dan melupakan segala perintah-perintah-Nya, bersiaplah untuk menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ

Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44. HR. Ahmad).
Anonymous Web Developer

Blog idiots yg membahas tentang pengetahuan, tentang islam , multimedia , graphic design dan photography.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik