Qunut pada shalat Witir di separuh terakhir Ramadhan.
Adakah dalil yang mengatakan sunnah membaca Qunut pada shalat Witir di separuh terakhir Ramadhan?
• Dalam Kitab Fathul Mu’in:
وَسُنَّ قُنُوْتُ بِصُبْحٍ اَىْ فِىْ اِعْتِدَالِ رَكْعَتِهِ الثَّانِيَةِ بَعْدَ الذِّكْرِ الرَّاتِبِ عَلَى الْاَوْجُهِ. وَهُوَ اِلَى مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ وَاِعْتِدَالِ اَخِرَ وِتْرِ نِصْفٍ اَخِرٍ مِنْ رَمَضَانَ لِلاتِّبَاعِ وَيُكْرَهُ فِى النِّصْفِ الْاَوَّالِ كَبَقِيَّةِ السَّنَةِ (فتح المعين ص:٢٠ أو حاشية إعانة الطالبين الجزء الأول ص: ١٥٨)
Artinya:
“Di sunnahkan Qunut dalam shalat subuh pada i’tidal rakaat kedua setelah membaca dzikir (do’a) nya sampai “Min syai-im ba’du”, dan disunnahkan pula Qunut i’tidal yang akhir pada shalat Witir di separuh yang akhir dari bulan Ramadhan, karena mengikuti hadits. Makruh hukumnya Qunut di separuh yang awal bulan Ramadhan sebagaimana Qunut (di luar Ramadhan dalam shalat witir)”. (Fathul Mu‘in halaman: 20 atau Hasyiyah I’anatuth-Thalibin juz 1 halaman 158).
• Dalam Kitab Fathul Qarib:
والقنوت فى آخر الوتر فى النصف الثانى من شهر رمضان
Artinya:
“Dan Qunut pada (I’tidal rakaat) akhir Witir pada separuh kedua dari bulan Ramadhan.”
(Fathul Qarib - Hasyiyah Al-Bajuriy juz 1 halaman 164).
• Dalam kitab hadits:
قَالَ الْحَسَنُ بْن عَلِىِّ عَلَّمَنِى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ اَقُوْلُهُنَّ فِى الْوِتْرِ:اللَّهُمَّ اهْدِنِى فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِى فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِى فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِى شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Artinya:
“Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat yang saya ucapkan dalam shalat Witir, yaitu: Allahummahdiini fiiman hadaita, wa’aafini fiiman ‘afaita, watawallanii fiiman tawallaita, wabaarik lii fiima a’thaita, waqinii syarrama qadlaita, fainnaka taqdhi walaa yuqdha ‘alaika, wa innahu laa yadzillu man waalaita, tabaarakta rabbana wata’aalaita. (Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, dan berilah aku keselamatan di antara orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan, uruslah diriku di antara orang-orang yang telah Engkau urus, berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan apa yang telah Engkau tetapkan, sesungguhnya Engkau yang memutuskan dan tidak diputuskan kepadaku, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau jaga dan Engkau tolong. Engkau Maha Suci dan Maha Tinggi)”.
(HR. At-Tirmidzi no. 463, ia berkata: ini hadits hasan).
• Abu Isa At-Tirmidzi berkata:
ولا نعرف عن النبى صلى الله عليه وسلم فى القنوت فى الوتر شيئا أحسن من هذا
“Tidak kami ketahui dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Qunut Witir yang lebih baik dari riwayat ini”.
Hadits di atas Di riwayatkan juga Abu Daud no. 1425, An)Nasai bab 51, Ibnu Majah no: 117, Baihaqi, Al-Hakim juz: 3 halaman: 172 di kutip dari sunan At-Tirmidzi juz: 2 halaman 11).
وَقَدْ رُوِيَ عَنْ عَلِىِّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّهُ كَانَ لَا يَقْنُتُ اِلاَّ فِى النِّصْفِ الْاَخِرِ مِنْ رَمَضَانَ, وَكَانَ يَقْنُتُ بَعْدَ الرُّكُوْعِ (رواه الترمذى جزء:٢ ص:١٢)
Artinya:
“Sungguh telah di riwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra. “Sesungguhnya ia tidak berqunut dalam shalat Witir kecuali di separuh yang akhir dalam bulan Ramadhan, dan ia berqunut setelah ruku’.” (HR. At-Tirmidzi, dalam sunan At-Tirmidzi juz: 2 halaman: 12).
• Imam At-Tirmidzi berkata:
وَقَدْ ذَهَبَ بَعْضُ اَهْلِ الْعِلْمِ وَبِهِ الشَّافِعِىُّ وَاَحْمَدُ (رواه الترمذى جزء:٢ ص:١٢)
Artinya:
“Sebagian ulama telah memilih pendapat ini (Qunut dalam shalat Witir di separuh yang akhir dalam bulan Ramadhan), demikian juga Imam Syafi’i dan Imam Ahmad”. (Sunan At-Tirmidzi juz: 2 halaman: 12).
• Syaikh al-Mubarakfuri, pengarang kitab Tuhfat al-Ahwadzi, mengutip dari ulama ahli hadits Syaikh Muhammad bin Nashr yang menyampaikan banyak atsar baik dari sahabat Nabi maupun para ulama ahli ijtihad tentang dasar Qunut di pertengahan kedua bulan Ramadhan. Diantaranya adalah:
1- Sa’id bin Jubair.
وسئل سعيد بن جبير عن بدء القنوت فى الوتر فقال بعث عمر بن الخطاب جيشا فورطوا متورطا خاف عليهم فلما كان النصف الآخر رمضان قلت يدعو لهم
Sa’id bin Jubair ditanya tentang permulaan Qunut dalam shalat Witir. Beliau berkata: “Ketika Umar bin Khattab mengutus pasukan lalu mereka memperdaya pasukan yang dikhawatirkan kepada mereka, maka ketika sudah masuk pertengahan terakhir bulan Ramadhan, saya katakan bahwa Umar berdoa untuk mereka”.
2- Imam Asy-Syafi’i.
قال الزعفراني عن الشافعي أحب إلي أن يقنتوا فى الوتر فى النصف الآخر ولا يقنت فى سائر السنة ولا فى رمضان إلا فى النصف الآخر
Za’farani berkata dari Asy-Syafi’i: “Aku senang jika mereka Qunut di pertengahan akhir”. Asy-Syafi’i tidaklah Qunut (dalam shalat Witir) di sepanjang tahun dan tidak di bulan Ramadhan kecuali pada pertengahan terakhir.
3- Imam Ahmad bin Hanbal.
قلت إذا كان يقنت النصف الآخر متى يبتدىء قال إذا مضى خمس عشرة ليلة سادس عشرة
Saya (Abu Dawud bertanya pada Ahmad bin Hanbal) : “Jika Qunut pada pertengahan akhir bulan Ramadhan, kapankan dimulai?” Ahmad bin Hanbal menjawab: “Jika telah lewat 15, yaitu pada malam 16 Ramadhan”.
Dikutip dari kitab Tuhfat al-Ahwadzi Syarah Sunan At-Tirmidzi juz 2 halaman 463.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik