Monday, 13 June 2016

10 MUTIARA YANG DIAMBIL SETELAH RASULULLAH WAFAT



10 MUTIARA YANG DI AMBIL SETELAH RASULULLAH WAFAT

Ketika Rasulullah saw dalam keadaan sakit yang menghantarkan beliau wafat, malaikat Jibril datang menemuinya.
Setelah berbincang sejenak, Rasulullah saw bertanya kepada Jibril: “Jibril, apakah kamu nanti masih akan sering turun ke bumi ketika aku sudah meninggal?”
Jibril menjawab: “masih Rasul, saya akan turun sepuluh kali lagi ke bumi, saya turun untuk mngambil sepuluh mutiara dari bumi ini sepeninggalmu”.
Rasulullah saw pun penasaran, lalu bertanya kembali: “Mutiara macam apa yang ingin kau ambil itu?”
Jibril menjawab:

لأَوَّلُ) أَرْفَعُ البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِ)

Mutiara pertama yang akan saya ambil dari muka bumi ini adalah: Barakah.
Para ulama biasa memaknai barakah dengan “ziyadatul khair”, yang secara bahasa dapat diartikan ‘tambah baik’. Artinya, sesuatu itu dianggap memiliki kebarakahan jika memang dapat melahirkan kebaikan yang lain.
Misalkan berdagang yang berkah itu akan menjadikan pedagangnya makin banyak bersedekah dan tambah rajin beribadah.
Begitu pula ilmu yang barakah itu akan menjadikan pemiliknya berperilaku semakin baik, tidak malah semakin buruk.
Ilmu akuntansi yang barakah tidak akan disalah gunakan oleh pemiliknya untuk korupsi.

 وَالثَّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ قُلُوْبِ الخَلْقِ)

Mutiara kedua yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah:
Rasa cinta dari hati manusia.
Jika demikian, maka yang tersisa hanyalah rasa benci. Lihatlah sekarang di sekitar kita apakah masih ada cinta dalam hati penguasa yang membuat rakyat dan para petani hidup makin sengsara.
Bagaimana ada cinta jikalau mereka tega mengimpor bahan baku dan menghancurkan harga lokal?
Apakah itu cinta?
Saya kira kita sudah bisa menilai dan menjawabnya.

(وَالثَّالِثُ) أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ الأَقاَرِبِ

Mutiara yang ketika yang akan diambil Jibril dari bumi ini adalah: Rasa sayang diantara keluarga.
Jikalau harimau tidak akan memangsa anaknya sendiri, tetapi sering kali kita temukan anak dan orang tua saling membunuh, bahkan seorang ibu tega menjual bayinya. Atau bahkan seorang anak menjual bapaknya.
Bahkan dalam dunia politik yang semakin menghangat karena musim PILKADA berapa saudara yang telah berubah menjadi musuh?
Sepertinya rasa sayang antar keluarga semakin menipis. Namun demikian semoga Allah tetap melindungi kita semua.


 وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ)

Mutiara keempat yang akan diambil oleh Jibril dari bumi ini: Keadilan di hati pemimpin.
Rasa-rasanya mengenai hal ini kita bersama telah pandai menilai.
Apakah kekuasaan di sekitar kita masih mengandung keadilan?
Dapatkah disebut keadilan jika terjadi tebang pilih dalam penegakan hukum?
Na’udzubillah min dzalik.


 وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ)


Mutiara kelima yang akan diambil oleh Jibril dari bumi ini adalah: Rasa malu dari perempuan.
Rasa malu itu kini telah dirubah menjadi rasa bangga. Bangga menjadi perempuan simpanan.
Bangga menjadi gadis gratifikasi seksual, bahkan sebagian menggunakan alasan seni demi menutupi rasa malu yang telah hilang.
Semoga kita semua terhindar dari yang demikian ini.

 وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ)


Mutiara keenam yang akan diambil oleh Jibril dari bumi adalah: Kesabaran dari para fakir.
Perlu diakui bahwa factor yang mengondisikan negara miskin dan berkembang tetap aman dan tertata adalah kesabaran para fakir dalam menerima bagian mereka. Namun, ketika golongan fakir miskin ini tidak sabar dengan nasib mereka, maka kesenjangan sosial bisa berubah menjadi kekacauan fisik.
Inilah yang tergambar dalam prosesi premanisme di berbagai kota.


 وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ الوَرَعَ وَالزُهْدَ مِنَ العُلَماَءِ)

Mutiara ketujuh yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah:
Wara’ dan zuhud dari para ulama.
Wara’ adalah menjaga diri dari yang syuhbat dan yang haram, sedangkan zuhud itu tidak mementingkan harta-dunia, keduanya merupakan karakter para ulama.
Akan tetapi jika wara’ dan zuhud telah hilang dari ulama maka nilai ke-ulama-annya mulai berkurang.
Nampaknya inilah yang terjadi pada ulama kita.
Wajarlah jika akhir-akhir ini berbagai fatwa mereka tidak di dengar lagi oleh masyarakat.
Pengajian-pengajiannya hanya dianggap sebagai tontonan.

 وَالثَّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ الأَغْنِياَءِ)


Mutiara ke delapan yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah: Kedermawanan bagi orang kaya.
Diantara unsur yang dapat melanggengkan sirkulasi kehidupan ekonomi dan sosial di suatu masyarakat adalah kesabaran fakir dan kedermawanan orang kaya.
Keduanya akan saling mengisi.
Namun jikalau semua itu lenyap, maka harmonisme dalam satu masyarakat dapat hilang tergantikan dengan unharmonism.


 وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ)


Mutiara ke Sembilan yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah: Mengangkat al-Qur'an, tepatnya menghilangkan ruh al-Qur'an itu sendiri sebagai tuntunan dalam kehidupan.
Memang, kemajuan teknologi kini makin mempermudah telinga kita mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Qur'an melalui mp3, DVD, online bahkan juga tafsirnya pun dapat diperoleh dengan mudah pula.
Akan tetapi semangat al-Qur'an itu sendiri sekarang makin pudar bersama dengan makin mudahnya mendengarkan al-Qur'an.
Meski demikian kita harus tetap berusaha memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa agar Jibril tidak mengambil mutiara ini.


 العاَشِرُ) أَرْفَعُ الإِيْماَنَ)


Dan terakhir, mutiara yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah: Iman.
Mungkin ini adalah mutiara paling berharga diantara sembilan mutiara lainnya.
Atau bisa saja ini adalah urutan mutiara yang paling akhir yang akan diambil oleh Jibril.
Sebagaimana struktur teks hadits ini yang memposisikannya paling belakang.
Iman itu ada di hati semoga Allah menetapkannya dalam hati kita masing-masing.
Anonymous Web Developer

Blog idiots yg membahas tentang pengetahuan, tentang islam , multimedia , graphic design dan photography.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik