Saturday 11 June 2016

METAMORFOSIS PUASA



METAMORFOSIS PUASA.

Inti dari puasa itu adalah setiap mukmin akan berubah nantinya setelah puasa selesai, metamorfosa tersebut akan terjadi tergantung kualitas puasa kita. Banyak dalil yang menekankan agar seorang mukmin mampu menjaga pahala dari puasanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُوْلُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ والشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ وَيَقُوْلُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

“Puasa dan Al Qur'an akan memberikan syafa’at kepada hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ’Ya Rabb, aku telah mencegahnya dari makanan dan syahwatnya di waktu siang maka beri aku syafa’at untuknya’. Al Qur'an berkata, ’Ya Rabb, aku telah mencegahnya tidur di waktu malam, beri aku syafa’at untuknya’.” (HR. Ahmad).
Bahkan orang yang berpuasa akan disediakan pintu khusus ke surga, pintu itu bernama Rayyan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّاىِٔمُوْنَ يَوْمَ القِيَامَةِلاَ يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّاىِٔمُوْنَ فَيَدْ خُلُوْنَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنهُ أَحَد

“Sesungguhnya surga mempunyai pintu yang bernama Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, tidak selain mereka yang memasukinya. Akan dikatakan, ’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Mereka pun masuk dari pintu tersebut. Apabila semuanya telah masuk, akan dikunci dan tidak ada yang memasukinya seorang pun.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Namun, berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali haus dan lapar, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ

“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah).
 Hal tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah Ta’ala haramkan, ia seakan menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari pembatal-pembatal puasa saja. Di dalam hadits disebutkan:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّٰهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.” (HR. Al-Bukhari).

Selain itu, hakikat puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرْبِ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالَّرَفَث

“Bukanlah puasa itu sebatas menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi puasa adalah menjauhi perkara yang sia-sia dan kata-kata kotor.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan tahqiq Syaikh Al-A’zami berkata, “Shahih”)
Agar bisa bermetamorfosis dengan baik, puasanya ulat dan ular bisa menjadi i’tibar yang berharga. Ulat, dia berpuasa setelah kenyang memakan makanan, dengan puasanya, ulat berubah menjadi kepompong, bermetamorfosa menjadi kupu yang indah, membantu penyerbukan bunga dan sebagainya. Saat masih jadi ulat, sosok makhluk tersebut mengerikan dan menjijikkan, berbeda halnya setelah dia berubah menjadi kupu-kupu setelah berpuasa.
Sedangkan ular, makhluk tersebut membutuhkan pergantian kulit secara kontinyu dan itu dilakukan dalam kondisi berpuasa. Sebelum ganti kulit, ular tetap ular yang menakutkan. Dan setelah ganti kulit yang baru, ular juga tetap ular yang menyeramkan.
Puasanya ulat dan ular hendaknya bisa menjadi pelajaran bagi kita. Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan haus semata-mata. Jaga pahala puasa agar ibadah kita bermetamorfosa indah pada waktunya.....
Anonymous Web Developer

Blog idiots yg membahas tentang pengetahuan, tentang islam , multimedia , graphic design dan photography.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik